Berita
Pengangkatan Putra Mahkota: Perubahan Besar dalam Sistem Suksesi Kesultanan Oman
2025-04-04

Dalam sebuah langkah bersejarah, Sultan Haitham bin Tariq Al-Said mengubah konstitusi Kesultanan Oman dengan menetapkan putranya sebagai pewaris takhta. Perubahan ini memperkenalkan sistem suksesi yang lebih jelas, di mana tahta akan diwariskan kepada keturunan langsung penguasa saat ini. Langkah ini bertujuan untuk memberikan stabilitas politik dan menghindari ketidakpastian masa depan seperti yang terjadi setelah kematian Sultan Qaboos bin Said.

Perubahan ini juga menciptakan kerangka hukum baru yang menjamin proses transisi kekuasaan secara otomatis, tanpa perlu konsensus dari keluarga kerajaan. Hal ini diharapkan dapat mencegah konflik internal dan memastikan keberlanjutan kepemimpinan di masa mendatang.

Sistem Suksesi Baru: Warisan Kekuasaan kepada Anak Pertama

Kesultanan Oman telah merombak dasar hukum suksesi dengan penunjukan Dhi Yazan bin Haitham sebagai Putra Mahkota. Melalui amandemen Pasal 5 Hukum Dasar, Sultan Haitham menegaskan bahwa kekuasaan akan diwariskan kepada anak laki-laki pertama sultan yang sedang memerintah. Ini merupakan langkah besar yang mengubah tradisi sebelumnya, di mana pemilihan sultan bergantung pada konsensus keluarga kerajaan.

Struktur baru ini menetapkan bahwa jika sultan meninggal dunia sebelum putra sulungnya siap untuk naik takhta, maka putra sulung tersebut tetap menjadi pewaris sah. Selain itu, apabila pewaris utama tidak memiliki anak laki-laki, kekuasaan akan beralih kepada kakak laki-lakinya. Perubahan ini dirancang untuk memberikan kepastian hukum dan menjaga kelanjutan kepemimpinan dalam sistem monarki Oman.

Melindungi Stabilitas Masa Depan: Pelajaran dari Era Sebelumnya

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa ketidakpastian dalam suksesi dapat mengganggu stabilitas negara. Setelah kematiannya pada tahun 2020, Sultan Qaboos meninggalkan situasi yang memerlukan intervensi cepat untuk menentukan penerusnya. Saat itu, catatan tangan Sultan Qaboos harus dibuka untuk mengetahui calon pengganti. Insiden ini menyoroti pentingnya sistem suksesi yang lebih terstruktur dan transparan.

Perubahan oleh Sultan Haitham bertujuan untuk menghindari risiko serupa di masa depan. Dengan menetapkan garis keturunan langsung sebagai prioritas dalam proses suksesi, Oman berupaya memastikan bahwa transisi kekuasaan akan berlangsung mulus tanpa adanya gangguan atau konflik internal. Keputusan ini diharapkan akan memberikan rasa aman bagi warga negara serta mitra internasional tentang kelangsungan kepemimpinan di masa mendatang.

More Stories
see more