Keterlambatan bicara pada anak dapat menjadi tanda masalah perkembangan yang lebih serius dan memerlukan perhatian mendalam. Salah satu faktor penyebab keterlambatan ini adalah adanya gangguan pendengaran yang mungkin tidak terdeteksi sejak dini. Menurut ahli, jika kemampuan mendengar anak mengalami hambatan, hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuannya untuk meniru suara dan memahami bahasa dengan benar. Selain itu, interaksi sosial anak juga dapat terganggu karena kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa kondisi medis yang bisa memengaruhi perkembangan bahasa anak. Selain gangguan pendengaran, faktor lain seperti riwayat keluarga yang memiliki keterlambatan bicara, gangguan saraf, atau kondisi fisik seperti lahir prematur dan kuning neonatal, juga dapat menjadi pemicu. Tidak hanya itu, perilaku anak seperti kurangnya respons saat diajak berbicara, tidak mencoba membuat suara atau bahkan tidak mengikuti gerakan orang tua, menjadi salah satu pertanda awal dari keterlambatan bicara. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk waspada dan melakukan pemeriksaan sedini mungkin.

Melalui langkah-langkah deteksi dini, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi potensi hambatan perkembangan. Tes pendengaran seperti Brain Evoked Response Auditory (BERA) dan otoacoustic emission (OAE) menjadi alat yang efektif untuk mengidentifikasi masalah pendengaran pada bayi. Dengan pengetahuan yang tepat serta tindakan cepat, anak-anak dapat menerima bantuan yang dibutuhkan guna mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi mereka secara optimal. Kesadaran dan tanggapan cepat dari orang tua sangatlah penting demi masa depan anak yang lebih baik.