Pasar
Penurunan Drastis IHSG Seiring Aksi Jual Masif dan Isu Ekonomi Global
2025-03-18

Pada hari Selasa (18/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan di pasar saham Indonesia. IHSG menutup perdagangan dengan anjlok 3,84% ke level 6.223,39, setelah sempat terjun bebas hingga mencapai 7%. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk aksi jual panik dari investor asing yang merespons isu-isu domestik dan global. Dalam situasi ini, para pemimpin DPR hadir untuk memberikan dukungan kepada BEI guna menenangkan pasar.

Kondisi bursa hari itu semakin memburuk ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melakukan trading halt akibat pelemahan lebih dari 5%. Setelah perdagangan dilanjutkan, IHSG melanjutkan koreksinya hingga menyentuh level rendah sekitar 6.084. Salah satu pemicu utama adalah performa buruk saham DCII yang turun hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB). Selain itu, saham TPIA dan BREN juga menjadi kontributor besar dalam penurunan indeks.

Seluruh sektor di pasar saham berada dalam zona merah, dengan sektor bahan baku yang mengalami kerugian terbesar sebesar 10,4%. Sektor utilitas dan properti juga ikut tertekan dengan penurunan masing-masing 10,02% dan 6,16%. Total transaksi pada hari tersebut mencapai Rp 18,89 triliun, melibatkan lebih dari 28 miliar saham yang diperdagangkan.

Tanggapan dari pihak DPR disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco beserta anggota lainnya yang datang langsung ke BEI. Mereka menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk panik karena pemerintah siap memberikan dukungan penuh kepada pasar saham. Ketua Komisi XI DPR Misbakhun menjelaskan bahwa kunjungan mereka bertujuan untuk meyakinkan pelaku pasar bahwa negara mendukung stabilitas ekonomi nasional.

Berbagai analis menyebutkan bahwa koreksi ini dipengaruhi oleh derasnya aksi jual yang mencerminkan panic selling. Beberapa pihak juga menghubungkan kondisi ini dengan spekulasi mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani. Selain itu, penurunan peringkat pasar saham Indonesia oleh lembaga keuangan global seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs telah memperparah situasi.

Goldman Sachs, salah satu bank investasi terkemuka dunia, baru-baru ini menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight. Keputusan ini didasarkan pada meningkatnya risiko fiskal atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto. Langkah tersebut juga memengaruhi rekomendasi surat utang BUMN tenor 10 hingga 20 tahun yang turun menjadi netral.

Aksi jual bersih oleh investor asing mencatatkan jumlah signifikan selama beberapa periode terakhir. Data menunjukkan bahwa aksi jual mencapai Rp 849 miliar pada hari sebelumnya, dan total Rp 57,8 triliun dalam enam bulan terakhir. Situasi ini menunjukkan adanya ketidakpastian di antara investor global terhadap prospek ekonomi dan valuasi pasar saham Indonesia.

Upaya untuk menenangkan pasar terus dilakukan oleh berbagai pihak, baik dari regulator maupun instansi pemerintah. Harapannya, langkah-langkah ini dapat membantu memulihkan kepercayaan investor dan mencegah dampak lebih lanjut dari volatilitas pasar. Meskipun masih ada tantangan, optimisme tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di masa mendatang.

More Stories
see more