Pada hari Jumat (21/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan signifikan. Penutupan perdagangan menunjukkan IHSG berada di level 6.258,18 dengan penurunan sebesar 1,94%. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya sedikit yang menguat, sementara mayoritas mengalami pelemahan. Sektor utilitas menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan kenaikan, sementara sektor properti mengalami penurunan paling tajam. Beberapa saham besar seperti BBCA, BMRI, dan DCII turut andil dalam menekan performa IHSG. Para analis menyebut kombinasi faktor global dan domestik sebagai penyebab utama dari pelemahan ini.
Kondisi pasar modal Indonesia pada hari tersebut dipenuhi ketidakpastian akibat perubahan kebijakan ekonomi di luar negeri. Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dan meningkatkan estimasi inflasi. Hal ini mempersempit ruang bagi pemotongan suku bunga serta meningkatkan risiko staglasi. Selain itu, sentimen negatif juga datang dari pelemahan pasar saham AS dan Eropa, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mendorong kenaikan harga minyak dunia.
Situasi di dalam negeri tidak lebih baik. Arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia terus berlanjut karena penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintah serta isu-isu terkait stabilitas politik membuat investor merasa cemas terhadap aset domestik. Sebagai respons, banyak investor yang memilih untuk memindahkan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman.
Para ahli seperti Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, menyatakan bahwa situasi ini mengarah pada percepatan aliran modal keluar dari Indonesia, sehingga memberikan tekanan lebih lanjut pada IHSG. Analis senior lainnya dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga menyoroti ketidakpastian global dan domestik sebagai faktor utama pelemahan IHSG. Kebijakan fiskal pemerintah yang kurang jelas, termasuk isu-isu seperti RUU TNI dan potensi pengunduran diri Sri Mulyani, semakin memperburuk kondisi pasar.
Dengan adanya faktor-faktor ini, para pelaku pasar diprediksi akan tetap waspada dalam beberapa waktu ke depan. Penurunan IHSG yang cukup dalam ini menjadi indikator penting atas perlunya langkah-langkah strategis untuk memulihkan kepercayaan investor, baik lokal maupun internasional. Keputusan yang tepat dari otoritas terkait sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pasar modal nasional.