Pasar
Penurunan IHSG Dipicu Aktivitas Jual Bersih Asing
2025-03-18

Pada awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan. Pada akhir perdagangan hari Senin, IHSG ditutup dengan koreksi sebesar 0,67% ke level 6.471,95. Nilai transaksi mencapai Rp 9,74 triliun dengan volume perdagangan lebih dari 19 miliar saham. Investor asing menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan IHSG, setelah melakukan aksi jual bersih senilai Rp885,84 miliar di seluruh pasar. Berikut adalah rincian saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

Dalam situasi pasar yang kurang kondusif, investor asing tampaknya cenderung menarik dana mereka dari beberapa saham unggulan. Salah satu bank terkemuka, PT Bank Central Asia Tbk., menjadi sasaran utama dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp611,03 miliar. Selain itu, bank-bank lain seperti PT Bank Mandiri dan PT Bank Negara Indonesia juga turut dirundung tekanan, dengan masing-masing mengalami net foreign sell sebesar Rp304,01 miliar dan Rp143,98 miliar.

Sektor telekomunikasi tak luput dari dampak negatif ini. PT Telkom Indonesia Tbk. menjadi korban dengan penjualan bersih sebesar Rp29,47 miliar. Perusahaan tambang seperti PT Vale Indonesia Tbk. juga masuk dalam daftar saham yang dilego oleh investor asing, dengan total nilai penjualan mencapai Rp21,95 miliar. Kondisi serupa terjadi pada sejumlah emiten lainnya, termasuk PT Alamtri Resources Indonesia Tbk., PT Bank Syariah Indonesia Tbk., serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Berbagai indikator menunjukkan bahwa sentimen negatif dari investor asing telah berdampak luas pada sektor-sektor penting pasar modal. Dengan melihat tren saat ini, potensi rebound masih dipertanyakan hingga data ekonomi lebih lanjut tersedia.

Kinerja IHSG yang lesu pada awal pekan ini mencerminkan ketidakpastian pasar global. Aktivitas jual besar-besaran oleh investor asing menyoroti adanya ketegangan di antara pelaku pasar. Untuk menjaga stabilitas, langkah-langkah strategis dari otoritas keuangan diyakini akan menjadi kunci pemulihan di masa mendatang.

More Stories
see more