Berita
Penurunan Signifikan Penumpang dan Kendaraan dari Sumatera ke Jawa pada H+2 Lebaran 2025
2025-04-04

Dalam pengamatan terbaru, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melaporkan adanya penurunan yang cukup drastis dalam jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Pulau Sumatera ke Jawa. Pada hari kedua setelah perayaan Lebaran tahun 2025, yang jatuh pada tanggal 3 April, hanya sekitar 85.286 penumpang dan 22.390 unit kendaraan yang melakukan penyeberangan. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 31% dibandingkan dengan periode serupa di tahun sebelumnya. Lintasan Bakauheni-Merak tetap menjadi rute paling ramai, meskipun lintasan lain seperti Wika Beton-Ciwandang dan BBJ Muara Pilu-BBJ Bonjo juga mencatat aktivitas.

Berdasarkan laporan resmi dari ASDP, lintasan Bakauheni-Merak mendominasi statistik penyeberangan dengan jumlah penumpang mencapai 84.433 orang. Sementara itu, lintasan Wika Beton-Ciwandang hanya mencatat 60 penumpang, dan BBJ Muara Pilu-BBJ Bonjo mencatat sebanyak 793 penumpang. Fenomena ini mencerminkan preferensi utama masyarakat untuk menggunakan jalur utama dalam melakukan perjalanan antarpulau.

Tidak hanya jumlah penumpang, distribusi kendaraan juga mengalami pola serupa. Dari total 22.390 unit kendaraan yang menyeberang, lintasan Bakauheni-Merak memimpin dengan 21.963 unit kendaraan. Di sisi lain, Wika Beton-Ciwandang hanya mencatat 30 unit kendaraan, sedangkan BBJ Muara Pilu-BBJ Bonjo mencatat 397 unit kendaraan. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas pelaku mudik lebih suka menggunakan jalur utama karena dinilai lebih efisien dan nyaman.

ASDP juga memberikan gambaran lebih rinci tentang jenis kendaraan yang dominan dalam arus balik tersebut. Kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, menjadi andalan para pemudik selama masa transisi pasca-Lebaran ini. Hal ini dapat dipahami mengingat fleksibilitas yang ditawarkan oleh kendaraan pribadi bagi mereka yang ingin bepergian sesuai dengan kebutuhan dan jadwal pribadi.

Kemunduran signifikan dalam jumlah penyeberangan ini menunjukkan berbagai faktor yang memengaruhi perilaku masyarakat, termasuk kemungkinan perubahan pola perjalanan atau adopsi moda transportasi alternatif. Meski demikian, angka-angka ini masih mencerminkan pentingnya jalur laut sebagai salah satu infrastruktur vital dalam mendukung mobilitas antarpulau di Indonesia.

More Stories
see more