Berbagai negara di Eropa serta Kanada telah menerbitkan peringatan baru kepada warganya yang berencana mengunjungi Amerika Serikat (AS). Hal ini seiring dengan pengetatan aturan imigrasi yang diterapkan pemerintahan Presiden Donald Trump. Negara-negara seperti Denmark, Inggris, Jerman, Finlandia, dan Kanada kini menekankan pentingnya mematuhi regulasi imigrasi setelah beberapa warga mereka dilaporkan ditahan atau dideportasi saat masuk ke AS. Selain itu, kebijakan terkait identitas gender dalam paspor juga menjadi sorotan utama.
Peningkatan ketatnya pengawasan imigrasi di AS telah menyebabkan beberapa warga negara Eropa menghadapi kesulitan saat mencoba memasuki wilayah tersebut. Sebagian dari mereka bahkan dideportasi karena alasan tertentu. Pemerintah Jerman, misalnya, memperingatkan bahwa kepemilikan visa atau dokumen ESTA tidak lagi cukup sebagai jaminan untuk kelancaran proses masuk. Keputusan akhir tetap bergantung pada otoritas perbatasan di lapangan.
Di sisi lain, Finlandia dan Denmark fokus pada isu gender dalam dokumen perjalanan. Kedua negara tersebut memberi peringatan bahwa penanda gender non-biner dalam paspor dapat memicu penolakan visa. Oleh karena itu, pihak berwenang menyarankan agar para pelancong berkonsultasi lebih lanjut dengan kedutaan AS sebelum melakukan perjalanan.
Kanada juga ikut mengeluarkan panduan serupa, menekankan pentingnya registrasi bagi penduduk asing yang tinggal lebih dari 30 hari di AS. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan sanksi hukum, termasuk denda atau tuntutan hukum ringan. Situasi ini muncul di tengah laporan penurunan belanja wisatawan asing di AS, yang diproyeksikan mencapai kerugian US$22 miliar per tahun.
Selain faktor imigrasi, beberapa negara juga pernah mengeluarkan peringatan terkait insiden kekerasan bersenjata di AS. Namun, kali ini perhatian lebih difokuskan pada regulasi perjalanan yang semakin ketat.
Kebijakan proteksionis yang diambil pemerintah AS mulai menunjukkan dampak signifikan pada industri pariwisata. Penurunan jumlah wisatawan dari Eropa Barat, yang biasanya menjadi kontributor besar, dikhawatirkan akan berpengaruh buruk pada ekonomi AS. Langkah-langkah ini menunjukkan perlunya pemahaman mendalam tentang persyaratan perjalanan internasional ke AS demi menghindari risiko penolakan atau deportasi.
Keputusan pengetatan kebijakan imigrasi oleh AS tampaknya memengaruhi hubungan diplomatik dan ekonomi antarnegara. Meskipun belum ada data pasti tentang dampak jangka panjangnya, namun proyeksi penurunan kunjungan wisatawan dari Eropa Barat menunjukkan potensi kerugian besar bagi sektor pariwisata AS. Para ahli menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan mobilitas lintas batas tetap aman dan lancar.