Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas dengan rencana Iran untuk meluncurkan Operasi True Promise III sebagai balasan atas tindakan agresif yang dilakukan oleh Israel. Penasihat militer senior Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, menegaskan bahwa operasi ini bukan sekadar ancaman tetapi bagian dari strategi bijaksana yang dipertimbangkan secara matang oleh pemimpin Republik Islam. Meskipun penundaan terjadi, langkah ini disebut memiliki alasan strategis dan bukan pembatalan permanen. Selain itu, Iran telah mengembangkan kapasitas pertahanannya hingga sepuluh kali lipat dibandingkan dengan fase sebelumnya.
Dalam konteks geopolitik yang rumit, pernyataan tentang persiapan True Promise III muncul setelah serangkaian demonstrasi kekuatan militer Iran. Negara tersebut telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam penggunaan rudal balistik dan pesawat nirawak. Menurut pejabat Iran, mereka hanya menggunakan sebagian kecil dari potensi senjata mereka selama operasi sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Iran siap melancarkan serangan akurat terhadap target sensitif militer dan intelijen Israel.
Operasi True Promise III dirancang untuk menjadi respons yang lebih kuat daripada pendahulunya. Salah satu skenario utama adalah pemanfaatan ratusan rudal balistik yang ditempatkan di fasilitas penyimpanan canggih seperti "megakota rudal" yang baru saja diungkap oleh Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Fasilitas ini menjadi simbol kemajuan teknologi pertahanan Iran, yang diklaim berkembang jauh lebih cepat daripada kemampuan pemulihan musuh.
Selain aspek militer, Iran juga menyoroti kegagalan Israel dalam menghadapi poros perlawanan regional. Pidato Safavi di hadapan para peserta parade Hari Quds Internasional menekankan bahwa inisiatif strategis Israel tidak efektif melawan solidaritas antara negara-negara pendukung Palestina. Hal ini mencerminkan posisi Iran sebagai pemimpin dalam mendukung perjuangan kemerdekaan wilayah tersebut.
Perencanaan Iran untuk True Promise III menunjukkan bahwa negara tersebut tidak hanya mengandalkan kekuatan militer tetapi juga strategi diplomasi dan politik yang cerdas. Dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang tepat serta dukungan internal yang kuat, Iran berupaya menunjukkan kepada dunia bahwa komitmennya terhadap keamanan nasional dan hak-hak Palestina tidak dapat digoyahkan. Langkah ini diyakini akan mempengaruhi dinamika hubungan internasional di wilayah tersebut dalam waktu dekat.