Peningkatan signifikan kekayaan sejumlah individu mencuri perhatian dalam daftar orang terkaya Indonesia tahun ini. Seiring dengan perkembangan pasar modal, dua nama baru berhasil menembus sepuluh besar daftar tersebut. Pada bulan Maret 2025, Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman mencatatkan prestasi luar biasa berkat kenaikan nilai saham perusahaan teknologi yang mereka dirikan.
Berkat lonjakan harga saham DCI Indonesia (DCII), Toto dan Marina melihat kekayaan mereka melambung tajam. Dalam waktu satu bulan saja, nilai saham DCII meningkat lebih dari 280%, memberikan dampak positif langsung kepada pendirinya. Sementara itu, Prajogo Pangestu, raja petrokimia, harus menelan pil pahit akibat penurunan drastis nilai saham-saham emiten grup Barito. Harta Prajogo menyusut hingga US$ 14,1 miliar, menggeser posisinya dari urutan kedua menjadi keempat dalam daftar orang terkaya Indonesia.
Di puncak daftar, Low Tuck Kwong tetap kokoh sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$ 27,9 miliar. Kekayaannya relatif stabil dibandingkan akhir tahun 2024, melebihi saudara kembar Hartono yang memimpin Grup Djarum. Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono masing-masing memiliki kekayaan US$ 21,9 miliar dan US$ 21,1 miliar. Meskipun awalnya dikenal karena usaha tembakau, saat ini mayoritas kekayaan mereka berasal dari investasi di Bank Central Asia (BCA).
Pencapaian para pengusaha ini menunjukkan betapa dinamisnya dunia bisnis dan investasi di Indonesia. Lonjakan atau penurunan kekayaan sering kali dipengaruhi oleh performa saham yang dimiliki, menunjukkan pentingnya diversifikasi aset dalam menjaga stabilitas finansial. Selain itu, inovasi di bidang teknologi juga membuktikan potensinya sebagai penggerak ekonomi baru, membuka peluang bagi generasi mendatang untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional secara lebih luas.