Pakar neurologi dari University of Michigan, Baibing Cheng, membagikan pengalaman pribadinya tentang kebiasaan-kebiasaan masa muda yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak dalam jangka panjang. Ia menyoroti tiga hal penting yang harus dihindari demi menjaga fungsi otak tetap optimal. Kebiasaan seperti konsumsi gula berlebih, mendengarkan musik dengan volume tinggi, dan kurang tidur menjadi perhatian utamanya. Menurutnya, dampak negatif dari kebiasaan ini tidak hanya terbatas pada masalah fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kognisi dan suasana hati seseorang.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh CNBC International, seorang ahli neurologi bernama Baibing Cheng dari University of Michigan menyatakan bahwa beberapa kebiasaan yang sering dilakukan saat masih muda ternyata bisa membawa konsekuensi serius di kemudian hari. Pertama, ia mengungkapkan penyesalan atas konsumsi soda secara rutin selama masa remajanya. Minum soda satu hingga dua kaleng setiap hari, ditambah camilan manis lainnya, menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun, saat ini ia menyadari bahwa gula berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti resistensi insulin, diabetes tipe 2, hingga demensia seperti Alzheimer.
Kedua, Cheng juga menyesali kebiasaan mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras melalui earphone. Dalam jangka panjang, perilaku tersebut dapat merusak sel-sel rambut di koklea, yang sulit beregenerasi dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran serta gejala seperti tinitus. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gangguan pendengaran memiliki hubungan erat dengan penurunan fungsi kognitif karena otak harus bekerja lebih keras untuk memproses suara.
Ketiga, Cheng mengakui bahwa ia sering mengabaikan pentingnya tidur yang cukup. Saat itu, ia cenderung begadang untuk aktivitas rekreasi seperti menonton TV atau bermain gim tanpa memahami betapa vitalnya tidur bagi perkembangan otak. Tidur memiliki peran penting dalam proses konsolidasi memori, pengolahan emosi, dan membersihkan limbah metabolisme dari otak. Meskipun kerusakan struktural akibat kurang tidur mungkin permanen, dampak perilaku dan kognitif masih bisa dipulihkan melalui perbaikan pola tidur.
Dari perspektif seorang pembaca, cerita Baibing Cheng memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran terhadap gaya hidup sejak dini. Kesehatan otak bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan hingga usia tua; setiap keputusan yang kita ambil saat muda dapat membentuk kualitas hidup kita di masa depan. Oleh karena itu, mengubah kebiasaan buruk sebelum terlambat adalah langkah bijak yang patut dipertimbangkan.