Pada tahun 2025, perusahaan telekomunikasi yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau dikenal sebagai Surge, berencana mengeluarkan obligasi senilai Rp2,5 triliun. Dana ini akan digunakan untuk memperluas jaringan infrastruktur di Pulau Jawa dan menyediakan layanan internet murah bagi masyarakat. Target mereka adalah menjangkau 40 juta pengguna dalam lima tahun ke depan. Sebelumnya, pada Juli 2024, perusahaan telah mencatatkan obligasi perdana sebesar Rp600 miliar melalui anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave). Selain itu, mereka juga mendapat kredit investasi dari BNI sebesar Rp978 miliar untuk membangun 700 ribu homepass di wilayah tertentu.
Dalam suasana penuh semangat di ibu kota Jakarta, Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo, memberikan penjelasan rinci mengenai rencana emisi obligasi baru pada Maret 2025. Ia menjelaskan bahwa dana sebesar Rp2,5 triliun ini akan difokuskan pada pengembangan jaringan di seluruh Pulau Jawa serta penyediaan layanan internet terjangkau bagi masyarakat luas. Perusahaan ini memiliki target ambisius untuk menjangkau 40 juta pelanggan dalam lima tahun ke depan.
Sepanjang tahun lalu, Surge telah melakukan pencatatan obligasi perdana senilai Rp600 miliar melalui anak usahanya, Weave. Tambahan modal juga diperoleh dari Bank Negara Indonesia (BNI), yang memberikan pinjaman investasi sebesar Rp978 miliar. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membangun 700 ribu homepass, yakni jumlah rumah atau bangunan yang dapat terkoneksi oleh operator di area tertentu.
Mengingat potensi pasar yang besar di segmen menengah bawah, Yune menekankan pentingnya fokus pada kelompok pengguna internet ini. Saat ini, total pengguna internet di Indonesia mencapai 220 juta jiwa, namun penetrasi di industri hanya sekitar 15%. Oleh karena itu, ruang pertumbuhan masih sangat terbuka lebar. Selain itu, dari total 85 juta rumah di Indonesia, sekitar 70 juta rumah belum mendapatkan akses internet yang memadai. Untuk itu, Surge berencana meningkatkan kecepatan layanan internet dari 100 Mbps menjadi 200 Mbps dengan harga tetap terjangkau, yaitu Rp100 ribu per bulan.
Pemerintah sendiri mendukung program Internet Rakyat yang bertujuan menyediakan akses broadband murah dengan kecepatan 100 Mbps kepada kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Dari perspektif jurnalis, langkah strategis yang diambil oleh Surge patut diapresiasi. Dengan memfokuskan sumber daya pada segmen menengah bawah, perusahaan tidak hanya berupaya memperluas pangsa pasar, tetapi juga membantu memajukan inklusi digital di Indonesia. Program ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan akses internet berkualitas tinggi bagi semua lapisan masyarakat. Keberhasilan rencana ini akan menjadi tonggak penting dalam transformasi digital nasional.