Momentum hari raya dapat menjadi peluang besar bagi daerah untuk meningkatkan aktivitas ekonominya. Selama musim mudik, berbagai sektor mulai dari pariwisata hingga kuliner mengalami peningkatan signifikan. Menurut pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, meskipun tradisi membeli pakaian baru agak meredup di tahun ini, interaksi sosial dalam bentuk berkumpul bersama keluarga tetap menjadi motor penggerak perekonomian lokal. Dalam konteks ini, kebiasaan makan bersama dan liburan pendek menjadi elemen penting yang mendukung perkembangan ekonomi.

Perpindahan massa dari kota besar ke daerah asal pada momen Lebaran menciptakan peluang besar bagi usaha mikro dan kecil di daerah tersebut. Dengan hadirnya banyak pengunjung dari luar wilayah, permintaan terhadap barang dan jasa seperti makanan, transportasi, serta akomodasi meningkat drastis. Sebagai contoh nyata, destinasi wisata populer di Kabupaten Bandung, yakni Dusun Bambu, melaporkan lonjakan jumlah pengunjung hingga 17.000 orang setiap harinya selama masa libur. Fenomena ini menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya berasal dari investasi besar, tetapi juga dari aktivitas rutin masyarakat yang dirayakan secara meriah.

Kehadiran masyarakat urban ke desa-desa membawa angin segar bagi komunitas lokal. Dengan adanya aliran uang dari konsumsi masyarakat yang pulang kampung, bisnis-bisnis kecil seperti warung makan, toko kelontong, hingga penginapan bisa tumbuh lebih pesat. Melalui momen seperti ini, semua pihak dapat belajar bahwa keberlanjutan ekonomi sangat bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan setiap kesempatan dengan bijaksana. Oleh karena itu, penting bagi semua stakeholder untuk terus mengoptimalkan potensi daerah agar dampak positif dari momentum Lebaran dapat terus dirasakan di masa mendatang.