Pengembangan infrastruktur pertambangan di Indonesia semakin menunjukkan langkah maju dengan rencana besar PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Pada tahun 2025, perusahaan ini memprioritaskan penyelesaian tiga proyek strategis yang tersebar di beberapa wilayah Sulawesi. Proyek-proyek tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi nikel dan kobalt tetapi juga mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan. Salah satu proyek penting berlokasi di Sulawesi Tengah, di mana pabrik pengolahan HPAL (High Pressure Acid Leaching) telah dibangun dengan konsep nol emisi karbon. Sebagian besar energi yang digunakan akan berasal dari pembangkit listrik tenaga surya, pemulihan panas limbah, serta biomassa sebagai alternatif bahan bakar rendah karbon. Pembangunan tambang di lokasi ini diperkirakan rampung pada kuartal kedua tahun ini, sementara fasilitas pengolahannya direncanakan selesai pada paruh kedua 2026.
Kemajuan pesat juga terlihat dalam proyek Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Fasilitas ini bekerja sama dengan Ford Motor Company dan Huayou Metal Cobalt untuk mempercepat pengembangan teknologi otomotif masa depan. Infrastruktur tambang di Pomalaa ditargetkan selesai pada awal tahun 2026, dengan kemajuan signifikan terlihat saat ini melalui penyelesaian komponen inti seperti autoclave. Sementara itu, proyek Sorowako Limonate HPAL di Sulawesi Selatan sedang dalam tahap evaluasi dampak lingkungan (amdal), namun sudah memiliki target penyelesaian pada tahun 2027. Dengan kapasitas produksi mencapai 60 ribu ton nikel, proyek ini dirancang untuk mengurangi emisi karbon hingga 7 ton per ton produk. Keseluruhan investasi dari ketiga proyek ini bersama-sama mitra internasional mencapai sekitar US$ 9 miliar.
Komitmen Vale Indonesia tidak hanya terlihat dalam pencapaian teknologi canggih tetapi juga dalam penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Saat ini, proyek-proyek tersebut telah menyediakan lebih dari 5.000 pekerjaan, dengan target akhir tahun mencapai 12.000 tenaga kerja. Melalui inisiatif ini, perusahaan membuktikan bahwa perkembangan industri bisa berjalan seiring dengan keberlanjutan sosial dan lingkungan. Penggunaan teknologi hijau dan kolaborasi lintas batas menjadi bukti nyata bagaimana Indonesia dapat memimpin dalam transformasi industri global menuju masa depan yang lebih baik.