Pemerintah Indonesia menetapkan rencana besar untuk mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menjelaskan bahwa target penyaluran KUR pada tahun 2025 mencapai Rp300 triliun. Fokus utama dari program ini adalah memberikan dukungan kepada sektor produksi, di mana alokasi dana ditargetkan sebesar 60%. Selain itu, pemerintah juga menargetkan penambahan debitur baru hingga 2,34 juta orang serta memperhatikan kredit dengan nilai di bawah Rp100 juta yang tidak memerlukan agunan tambahan.

Prestasi signifikan telah dicapai pada tahun 2024, di mana realisasi penyaluran KUR mencapai Rp282,4 triliun, melebihi target awal sebesar Rp280 triliun. Sejak peluncuran program pada tahun 2015, distribusi KUR tercatat paling tinggi pada tahun 2022, yang dipicu oleh situasi pandemi global. Dalam pengelolaan tersebut, lebih dari 4,94 juta debitur menerima manfaat dari program ini, dengan rincian 57,8% dialokasikan untuk sektor produksi dan sisanya untuk sektor non-produksi. Meskipun demikian, pencapaian sektor produksi masih kurang sekitar 2% dari target yang telah ditetapkan.

Dukungan finansial melalui KUR menjadi langkah strategis dalam menguatkan ekonomi nasional. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM tetapi juga berupaya menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong inovasi di kalangan pelaku usaha kecil. Melalui upaya ini, pemerintah berharap dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dengan menempatkan UMKM sebagai salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi masa depan.