Pasar
Tiga Tokoh yang Mendominasi Dunia Debt Collector di Indonesia
2025-03-30

Dunia penagihan utang atau debt collector di Indonesia sering kali dikaitkan dengan praktik-praktik tidak etis hingga kekerasan. Dalam sejarahnya, tiga sosok—John Kei, Hercules, dan Basri Sangaji—dikenal sebagai tokoh sentral dalam industri ini. Mereka muncul pada era 1990-an, membangun jaringan bisnis dari nol melalui perjuangan keras dan keberanian luar biasa. Awalnya, mereka hanya gelandangan atau preman yang datang ke Jakarta tanpa keterampilan apa pun, namun lambat laun berkembang menjadi pemain dominan dalam dunia penagihan utang dan properti. Artikel ini akan menjelajahi latar belakang serta evolusi karier mereka yang penuh kontroversi.

Perjalanan John Kei dimulai pada tahun 1992 ketika ia tiba di Jakarta setelah menghadapi ancaman hukum di Maluku dan Surabaya. Sedangkan Basri Sangaji bermigrasi ke ibu kota untuk mencari nasib baru, sementara Hercules dibawa oleh tentara karena pengalaman sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) Kopassus di Timor Timur. Ketiganya memiliki satu kesamaan: kekurangan keterampilan hidup di perkotaan, tetapi dilengkapi dengan keberanian besar. Inilah yang membuat mereka memilih jalur premanisme sebagai cara bertahan hidup di Jakarta.

Pada awalnya, mereka bekerja secara individu, tetapi seiring waktu membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari orang-orang dari daerah asal mereka masing-masing. Misalnya, pendatang dari Ambon cenderung bergabung dengan kelompok John Kei atau Basri Sangaji, sementara mereka dari Timor lebih dekat dengan Hercules. Kelompok-kelompok ini kemudian menjadi simbol "ketertiban" di wilayah tertentu, meskipun sering kali berujung pada konflik yang merenggut banyak nyawa di era 1990-an.

Ketika sektor keuangan dan perbankan swasta mulai berkembang, para anggota kelompok ini beralih profesi menjadi debt collector. Krisis ekonomi yang melanda negara juga memberikan peluang bagi mereka untuk mengejar piutang-piutang macet yang ditinggalkan bank-bank yang bangkrut. Selain itu, mereka juga aktif dalam menjaga kepemilikan tanah di Jakarta, sebuah bidang yang masih kacau balau pada masa itu akibat banyaknya kepemilikan ganda atas lahan.

Berkat reputasi mereka yang kuat, nama-nama seperti John Kei, Hercules, dan Basri Sangaji menjadi sinonim dengan keberhasilan dalam bisnis penagihan utang. Namun, persaingan antar kelompok tak terhindarkan. Geng Hercules pernah bersitegang dengan kelompok Basri Sangaji pada tahun 2002, bahkan Hercules sendiri pernah menjadi tersangka pembunuhan Basri. Meski begitu, warisan mereka tetap meninggalkan jejak mendalam dalam industri ini hingga saat ini.

Saat ini, John Kei masih menjalani hukuman penjara untuk kasus penyerangan terhadap saudaranya di Tangerang. Sementara itu, Hercules dikabarkan telah meninggalkan jalur lama dan menjalani hidup sebagai pengusaha biasa. Meskipun bos-bos besar sudah tiada atau dipenjara, dampak dari legenda mereka terhadap industri penagihan utang tetap dirasakan hingga hari ini, dengan identitas kelompok tersebut erat kaitannya dengan etnis dari Indonesia Timur.

More Stories
see more