Pada Jumat, 7 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan penting dengan dua menteri utamanya di Istana Kepresidenan Jakarta. Pertemuan ini menyangkut struktur Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Meskipun topik yang dibahas cukup signifikan, kedua menteri terlihat enggan memberikan banyak keterangan kepada wartawan setelah rapat.
Pada hari Jumat yang cerah di Jakarta Pusat, Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi serta Hilirisasi Rosan Roeslani ke Istana Kepresidenan untuk membahas struktur BPI Danantara. Topik ini menjadi fokus utama dalam pertemuan tersebut. Setelah sesi berakhir, Rosan Roeslani, yang juga menjabat sebagai CEO Danantara, hanya menyampaikan bahwa pertemuan tersebut adalah rutinitas biasa. Dia tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang isi pembicaraan atau rencana mendatangkan investor ternama dari Amerika Serikat, Ray Dalio, ke dalam dewan pengawas atau sebagai penasihat BPI.
Menteri BUMN, Erick Thohir, juga tampak pendiam ketika ditanya oleh media. Dia hanya tersenyum dan mengarahkan semua pertanyaan kepada Rosan. Sikap hemat bicara ini menciptakan spekulasi di kalangan publik tentang tujuan sebenarnya dari pertemuan tersebut dan potensi perubahan besar dalam struktur BPI.
Dari perspektif jurnalis, pertemuan ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam pemerintahan. Meskipun beberapa informasi mungkin masih rahasia, publik berhak mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam hal investasi. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat.