Pengurangan belanja pemerintah berpotensi menimbulkan efek berantai yang signifikan pada ekonomi nasional, termasuk sektor perbankan. Menurut Wakil Ketua Umum IV Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Taswin Zakaria, penghematan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui efek multiplier. Selain itu, aktivitas bisnis swasta yang bergantung pada belanja negara juga mungkin mengalami perlambatan. Dalam konteks ini, industri perbankan harus beradaptasi dengan situasi baru untuk mencapai target pertumbuhan kredit yang telah ditetapkan.
Penghematan anggaran pemerintah diperkirakan akan memiliki dampak luas pada ekonomi Indonesia. Efek ini tidak hanya terbatas pada belanja negara tetapi juga merembet ke sektor-sektor lain. Taswin Zakaria menjelaskan bahwa pengurangan belanja bisa mengurangi efek multiplier yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Aktivitas bisnis swasta yang biasanya didorong oleh belanja pemerintah mungkin mengalami penurunan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi performa ekonomi secara keseluruhan.
Pengaruh penghematan anggaran ini sangat kompleks. Sebagai contoh, belanja infrastruktur dan administrasi pemerintahan biasanya mendorong pertumbuhan di sektor riil dan swasta. Namun, dengan adanya pengurangan, efek positif tersebut mungkin berkurang. Hal ini tentunya akan berdampak pada berbagai aspek ekonomi, termasuk pertumbuhan kredit di sektor perbankan. Taswin menegaskan bahwa pengurangan belanja negara dapat menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya mempengaruhi sektor swasta dan real.
Industri perbankan juga menghadapi tantangan akibat penghematan anggaran pemerintah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan target pertumbuhan kredit untuk tahun ini sebesar 9%-11%. Meskipun industri perbankan masih mencatat pertumbuhan kredit double digit hingga Desember 2024, pertumbuhan ini mungkin tidak merata antar bank. Bank-bank besar cenderung lebih stabil dibandingkan bank-bank yang lebih kecil.
Taswin Zakaria menekankan bahwa pertumbuhan kredit double digit yang dicapai oleh industri perbankan belum tentu merata. Bank-bank besar umumnya mampu mempertahankan pertumbuhan yang kuat, sementara bank-bank skala menengah dan kecil mungkin mengalami kendala. Situasi ini menunjukkan pentingnya adaptasi strategis bagi bank-bank yang ingin bertahan dan berkembang dalam kondisi ekonomi yang dinamis. Perlunya inovasi dan diversifikasi produk serta layanan menjadi kunci bagi bank-bank untuk menghadapi tantangan ini.