Para analis ekonomi melihat peluang signifikan bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Meskipun nilai tukar rupiah tetap menjadi faktor pertimbangan penting, inflasi yang rendah di Indonesia membuka jalan bagi kebijakan moneter yang lebih longgar. Menurut seorang eksekutif senior dari perusahaan manajemen investasi terkemuka, kondisi ini menawarkan ruang bagi bank sentral untuk mengevaluasi ulang strateginya. Diperkirakan kebijakan suku bunga akan tetap stabil hingga kuartal pertama tahun 2025, dengan penyesuaian potensial setelah periode liburan besar.
Kegiatan ekonomi diperkirakan akan mengalami lonjakan selama bulan suci dan hari raya, didorong oleh program pemerintah yang mendukung konsumsi dan daya beli masyarakat. Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Para pengamat percaya bahwa inisiatif semacam itu akan berkontribusi positif pada ekonomi domestik, mendorong permintaan dan aktivitas pasar. Hal ini juga akan berpengaruh pada cara manajer investasi mengelola portofolio mereka, dengan fokus pada adaptasi terhadap dinamika ekonomi terbaru.
Ekonomi Indonesia bergerak menuju masa transisi penting, di mana stabilitas inflasi dan dukungan pemerintah terhadap konsumsi masyarakat dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. Keputusan tentang suku bunga akan sangat bergantung pada situasi global dan domestik, termasuk dampak dari kebijakan The Fed. Selain itu, program-program pemerintah yang mendukung konsumsi masyarakat akan memberikan dorongan kuat bagi ekonomi, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.