Pasar
Harga Minyak Mentah Global Anjlok Akibat Ketegangan Perdagangan dan Kebijakan Tarif
2025-04-09

Pasar minyak global mengalami penurunan signifikan, dengan harga mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir. Faktor utama yang memengaruhi kondisi ini adalah ketegangan perdagangan internasional yang dipicu oleh kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pada perdagangan awal April 2025, harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) turun tajam, masing-masing mencapai US$60,98 per barel dan US$57,63 per barel. Penurunan ini berlangsung selama lima hari berturut-turut, dengan kerugian lebih dari 18% untuk Brent dan hampir 20% untuk WTI dalam satu minggu. Tekanan tambahan juga berasal dari kemungkinan peningkatan pasokan oleh OPEC+ serta data persediaan minyak AS yang akan dirilis.

Situasi geopolitik dunia semakin memburuk akibat langkah-langkah ekonomi yang diambil oleh pemerintah AS. Kenaikan tarif impor oleh Trump terhadap sejumlah negara, termasuk China, telah menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Beijing, sebagai salah satu konsumen minyak terbesar dunia, memberikan respons keras terhadap kebijakan tersebut dan bersiap untuk melancarkan tindakan balasan. Hal ini memperkuat ketakutan investor akan potensi resesi global yang dapat menurunkan permintaan energi secara drastis.

Para analis menyatakan bahwa harga minyak saat ini sangat rentan terhadap fluktuasi pasar akibat eskalasi ketegangan dagang. Selain itu, koalisi produsen minyak OPEC+ sedang mempertimbangkan pelonggaran pembatasan produksi untuk menjaga posisi mereka di pasar global. Keputusan ini diharapkan dapat meredam dampak negatif dari perlambatan permintaan namun justru menambah tekanan pada harga karena meningkatnya pasokan minyak.

Pasar komoditas juga sedang menantikan pengumuman terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS terkait stok minyak domestik. Jika jumlah persediaan minyak AS ditemukan meningkat, maka harga minyak diperkirakan akan terus turun menuju zona US$50-an. Situasi ini memerlukan pemantauan ketat terhadap perkembangan selanjutnya, baik dari sisi geopolitik maupun dinamika suplai dan permintaan.

Kondisi pasar minyak global kini sangat bergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh para pemain utama di bidang ekonomi dan energi. Ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya, serta kebijakan produksi oleh OPEC+, akan menjadi faktor penentu arah harga minyak ke depan. Dengan adanya potensi ancaman perlambatan ekonomi global, pelaku pasar harus siap menghadapi volatilitas harga yang lebih besar di masa mendatang.

more stories
See more