Pemerintah Indonesia melalui Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengenalkan Danantara, sebuah badan pengelola investasi baru yang diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam perekonomian nasional. Dengan dana awal mencapai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp326 triliun, Danantara ditargetkan untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor. Badan ini juga menandai langkah pertama Indonesia dalam memiliki Badan Pengelola Investasi setelah 80 tahun merdeka. Meskipun ide awal berasal dari ekonom Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto, konsep ini telah berevolusi menjadi lembaga yang lebih luas dan modern.
Konsep Danantara bukanlah gagasan baru; ia telah berkembang selama beberapa dekade. Ekonom terkemuka Sumitro Djojohadikusumo pertama kali mencetuskan ide pembentukan badan khusus pengelola investasi pada tahun 1996. Tujuan utamanya adalah untuk memanfaatkan dana hasil penyisihan laba BUMN agar tidak terjadi swastanisasi yang dapat meningkatkan dominasi konglomerat dalam ekonomi Indonesia. Sumitro juga menyarankan bahwa dana tersebut harus digunakan untuk mendukung gerakan koperasi dan usaha kecil.
Gagasan ini didasari oleh proyeksi ekonomi yang optimis untuk tahun 1997, dengan pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 7,5-8% dan inflasi dibawah 7%. Namun, Sumitro menyadari adanya ketimpangan ekonomi yang perlu diatasi. Dia menyarankan pembentukan lembaga tersebut untuk mendukung investasi dalam saham, koperasi, dan usaha kecil. Meski demikian, ide ini tidak langsung direalisasikan oleh Pemerintah Soeharto, terutama karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Baru pada tahun 2025, ide ini dihidupkan kembali oleh Prabowo Subianto melalui Danantara, yang kini memiliki fokus yang lebih luas pada proyek-proyek berkelanjutan dan berdampak tinggi.
Danantara dirancang untuk menjadi salah satu dana kekayaan negara terbesar di dunia dengan aset lebih dari US$ 900 miliar. Tujuannya adalah untuk menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek yang memiliki dampak signifikan dan berkelanjutan. Ini mencakup sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan. Peresmian ini menandai langkah penting bagi Indonesia dalam pengelolaan investasi nasional.
Sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional, Danantara bertujuan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan mempromosikan inklusi sosial. Badan ini akan berfungsi sebagai investment trust dan dana jaminan, membantu dalam pembelian saham-saham perusahaan swasta maupun BUMN. Selain itu, Danantara akan mengawasi penyaluran dana secara mandiri dan tetap tunduk pada aturan lembaga keuangan dan moneter pemerintah. Dewan pengawas yang terdiri dari unsur keuangan, dana moneter, koperasi, dan produksi akan memastikan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan dana ini. Dengan pendekatan yang lebih modern dan inklusif, Danantara diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia di masa depan.