Harga minyak mentah mengalami penguatan signifikan, mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak awal Januari 2025. Meskipun persediaan minyak mentah AS meningkat, penurunan stok bensin dan bahan bakar sulingan serta ketegangan geopolitik menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga ini. Kenaikan hampir 3% dalam seminggu ini menunjukkan perhatian investor terhadap prospek pasar dan kebijakan produksi dari negara-negara penghasil minyak utama.
Faktor-faktor seperti lonjakan persediaan minyak mentah AS dan penurunan stok bahan bakar mempengaruhi dinamika pasar minyak global. Meski demikian, sentimen bearish akibat peningkatan stok minyak mentah tertahan oleh berkurangnya persediaan bensin dan bahan bakar sulingan. Ini menciptakan situasi di mana penawaran dan permintaan saling mempengaruhi harga minyak secara signifikan.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 4,6 juta barel pekan lalu, namun stok bensin turun 0,2 juta barel dan berada 1% di bawah rata-rata lima tahun terakhir. Persediaan bahan bakar sulingan seperti minyak pemanas dan solar juga turun 2,1 juta barel, atau sekitar 12% di bawah rata-rata historisnya. Dinamika ini menciptakan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, yang mendorong kenaikan harga minyak mentah.
Situasi geopolitik global juga memainkan peran penting dalam fluktuasi harga minyak. Insiden serangan terhadap fasilitas produksi gas dan gangguan ekspor minyak mentah menjadi sorotan utama. Ketegangan ini menambah ketidakpastian pasokan dan mempengaruhi ekspektasi pasar.
Rusia dilaporkan menyerang beberapa fasilitas produksi gas di Ukraina, menyusul serangan Ukraina terhadap aliran minyak Konsorsium Pipa Kaspia. Hal ini menyebabkan gangguan ekspor minyak mentah Kazakhstan hingga 30%-40%. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas pasokan minyak global, sehingga mendorong investor untuk membeli minyak sebagai aset pelindung nilai. Analis memperkirakan potensi koreksi harga minyak dalam jangka pendek, dengan level support WTI di kisaran US$69,35 – US$66,80 dan resistance di US$74,10 – US$78,10.