Berhadapan dengan tantangan ekonomi global yang mempengaruhi pertumbuhan domestik dan likuiditas industri perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang stabil. Hal ini didukung oleh layanan operasional perbankan yang lancar dan penerapan tata kelola yang baik. Selain itu, BRI juga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia, memberikan jaminan keamanan dana nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Di akhir tahun 2024, BRI mencapai laba bersih sebesar Rp 60,64 triliun dan total aset sebesar Rp 1.992,98 triliun.
BRI berhasil menjaga kinerjanya melalui penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, dengan fokus pada UMKM. Penyaluran kredit meningkat hingga 6,97% secara year on year (yoy), mencapai Rp 1.354,64 triliun. Segmen UMKM mendominasi dengan 81,97% dari total kredit, atau setara dengan Rp 1.110,37 triliun. Kualitas kredit juga mengalami perbaikan, ditunjukkan oleh penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 2,95% menjadi 2,78%. Ini menunjukkan bahwa BRI mampu mempertahankan kualitas layanan perbankannya meskipun dalam situasi ekonomi yang sulit.
Peningkatan penyaluran kredit tersebut tidak hanya membantu UMKM tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi nasional. Dengan persiapan pencadangan yang mencukupi, NPL Coverage mencapai 215,01%, memberikan jaminan tambahan bagi nasabah. Perbaikan kualitas kredit ini juga mencerminkan komitmen BRI untuk memastikan bahwa setiap pinjaman yang disalurkan memiliki risiko rendah dan dapat mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, strategi penyaluran kredit yang hati-hati telah membantu BRI meraih hasil positif dan berkontribusi pada stabilitas industri perbankan.
BRI juga berhasil menjaga kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun mencapai Rp 1.365,45 triliun, dengan dominasi dana murah (CASA) sebesar 67,30% atau setara dengan Rp 918,98 triliun. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 88,85%, sementara Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 26,63%. Kondisi ini menunjukkan bahwa BRI memiliki likuiditas yang cukup dan permodalan yang kuat untuk mendukung operasionalnya.
Kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat ini merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu mencatatkan kinerja yang stabil di tengah dinamika ekonomi global. Dengan fundamental bisnis yang solid dan tata kelola yang baik, BRI dapat memastikan bahwa operasionalnya berjalan dengan lancar dan aman. Hal ini tidak hanya memberikan kepercayaan kepada nasabah tetapi juga berkontribusi pada stabilitas industri perbankan secara keseluruhan. Kinerja positif BRI juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.