CEO Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, telah memberikan penjelasan terperinci mengenai sumber dana investasi yang akan dikelola oleh lembaga tersebut. Dia menegaskan bahwa uang yang digunakan berasal dari dividen perusahaan milik negara (BUMN), bukan dari tabungan masyarakat di bank pelat merah. Selain itu, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengumumkan rencana efisiensi pemerintah senilai US$ 20 miliar setiap tahun, yang berpotensi menciptakan ekuitas hingga US$ 100 miliar dalam lima tahun ke depan.
Rosan Roeslani membahas kesalahpahaman umum tentang sumber dana investasi yang akan dikelola oleh BPI Danantara. Dia menjelaskan bahwa banyak orang khawatir bahwa uang mereka yang disimpan di bank milik negara akan digunakan untuk tujuan investasi. Namun, Rosan menekankan bahwa hal ini tidak benar dan memastikan bahwa dana tersebut berasal dari sumber lain.
Banyak warga Indonesia telah merasa cemas dengan informasi yang beredar tentang penggunaan uang simpanan mereka untuk investasi oleh BPI Danantara. Rosan Roeslani, sebagai kepala eksekutif, menyatakan bahwa pendanaan investasi sebenarnya berasal dari dividen yang diterima oleh BUMN. Ini berarti bahwa keuntungan yang biasanya dikirim ke Kementerian Keuangan akan dialihkan untuk keperluan investasi melalui Danantara. Rosan juga menegaskan bahwa proses ini tidak akan mempengaruhi tabungan individu di bank-bank milik negara. Dia berharap klarifikasi ini dapat mengurangi kekhawatiran publik dan meningkatkan pemahaman tentang cara kerja Danantara.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan rencana pemerintah untuk melakukan efisiensi besar-besaran. Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi senilai US$ 20 miliar setiap tahun. Hashim percaya bahwa upaya ini akan memberikan manfaat signifikan bagi ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Hashim Djojohadikusumo, utusan khusus presiden bidang iklim dan energi, mengumumkan bahwa pemerintah berencana untuk melakukan efisiensi besar-besaran senilai US$ 20 miliar setiap tahunnya. Dia menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar penghematan, tetapi juga strategi untuk membangun ekuitas yang kuat bagi Indonesia. Dengan efisiensi ini, pemerintah berharap dapat mencapai total ekuitas sebesar US$ 100 miliar dalam lima tahun mendatang. Hashim yakin bahwa jika dana ini dikelola dengan baik oleh BPI Danantara, hasilnya bisa berkembang tiga hingga empat kali lipat. Hal ini akan memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan negara. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana ini agar masyarakat dapat mempercayai prosesnya.