Artis K-pop ternama, Jennie BLACKPINK, menjadi sorotan karena perbedaan reaksinya terhadap dua bencana kebakaran hutan di dua negara berbeda. Warganet mempertanyakan sikapnya yang dinilai kurang peduli terhadap situasi darurat di tanah airnya sendiri dibandingkan dengan insiden serupa di Amerika Serikat. Meskipun ia telah menyumbangkan sejumlah besar uang untuk membantu korban di Korea, kritikan tetap berdatangan lantaran ketidakhadiran suaranya dalam bentuk penggalangan dana atau kesadaran publik seperti yang dilakukan pada kasus di Los Angeles.
Banyak pihak menyoroti ketidakseimbangan ini, menekankan bahwa kontribusi moneter saja tidak cukup mengingat posisi Jennie sebagai selebriti global dari Korea Selatan. Di sisi lain, beberapa pendukung juga mencoba menjelaskan konteks lebih luas tentang bagaimana kontribusi dapat diwujudkan dalam berbagai cara, namun debat ini tetap memunculkan diskusi mendalam mengenai tanggung jawab sosial para idola modern.
Pandangan masyarakat Korea Selatan terhadap sikap Jennie selama bencana kebakaran hutan di negaranya memperlihatkan perbedaan ekspektasi. Meskipun dia telah memberikan donasi signifikan kepada korban, banyak yang merasa bahwa upaya verbal atau visual melalui media sosialnya sangatlah penting. Dibandingkan dengan respon aktifnya terhadap kebakaran hutan di LA, ketiadaan langkah serupa membuat publik merasa ada celah dalam komitmennya sebagai warga negara Korea.
Suara kritik ini semakin kuat ketika dikaitkan dengan kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi bersamaan dengan bencana tersebut. Banyak yang menyoroti bahwa meskipun Jennie secara finansial telah membantu, minimnya partisipasi verbalnya menciptakan persepsi bahwa dia kurang peduli terhadap isu-isu lokal. Diskusi ini kemudian berkembang menjadi pertanyaan tentang bagaimana seorang selebriti harus menunjukkan empati mereka kepada publik—apakah hanya melalui sumbangan materi atau juga melalui intervensi sosial yang lebih aktif.
Pendukung Jennie mencoba melihat sisi lain dari kontroversi ini dengan menekankan bahwa donasi bukan satu-satunya bentuk kontribusi. Mereka menunjukkan bahwa setiap individu memiliki caranya sendiri dalam memberikan dukungan, dan fokus hanya pada penampilan publik bisa jadi tidak adil bagi seseorang yang sudah melakukan sesuatu di balik layar. Pembelaan ini menyoroti bahwa kontribusi non-publik juga patut dihargai.
Debat ini memunculkan diskusi lebih lanjut tentang definisi "tanggung jawab sosial" bagi selebriti modern. Beberapa pendukung menegaskan bahwa Jennie telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan mungkin memiliki cara pandang yang berbeda terhadap urgensi masalah tertentu. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa dunia selebriti kerap kali dipengaruhi oleh tekanan opini publik yang tidak selalu objektif. Dalam hal ini, pendukung berpendapat bahwa alih-alih menuntut respons yang sempurna, masyarakat sebaiknya menghargai usaha apa pun yang telah dilakukan oleh seseorang, baik secara nyata maupun simbolis. Akhirnya, pembahasan ini menjadi refleksi tentang ekspektasi sosial terhadap figur publik di era digital saat ini.