Sebuah kasus penipuan terkait seleksi penerimaan anggota Polri di Ambon menarik perhatian luas, termasuk dari Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Ipda Zakarias Kadmaer dinyatakan bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon karena meminta sejumlah uang kepada seseorang dengan janji yang tidak dapat dipenuhi. Penipu ini divonis hukuman kurungan selama 5 bulan. Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dan integritas dalam proses rekrutmen institusi negara.
Dalam perkembangan signifikan terkait integritas institusi kepolisian, pengadilan di Ambon telah memberikan vonis kepada seorang oknum polisi atas tindak pidana penipuan. Ipda Zakarias Kadmaer, bersama istrinya, diketahui telah memanfaatkan kepercayaan masyarakat dengan mengiming-imingkan kesempatan bagi anak seorang pedagang bakso untuk masuk ke kepolisian. Dengan dalih jalur pintas, mereka meminta Rp50 juta, padahal proses seleksi resmi tidak membebankan biaya apa pun.
Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR, menyoroti perlunya tindakan tegas terhadap oknum-oknum seperti ini. Ia menyampaikan bahwa karier pelaku harus berakhir sepenuhnya, termasuk pemecatan dari jabatan di kepolisian. Menurut Sahroni, mentalitas yang rusak akibat praktik korupsi dan penipuan tidak sepatutnya kembali mengabdi di institusi publik.
Kasus ini juga dijadikan ajang edukasi bagi masyarakat luas. Sahroni menekankan bahwa tes masuk Polri adalah proses yang adil, gratis, dan berbasis kemampuan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya pada janji-janji palsu yang menawarkan solusi instan atau berbayar.
Selain itu, pihak kepolisian diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan internal guna mencegah ulah serupa di masa mendatang. Terlebih, kasus ini mencoreng nama baik institusi yang seharusnya menjadi simbol keadilan dan kejujuran.
Dari perspektif seorang jurnalis, kasus ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan publik tentang mekanisme resmi seleksi penerimaan anggota Polri. Transparansi dan informasi yang jelas akan membantu mengurangi risiko penipuan semacam ini. Selain itu, tindakan tegas terhadap pelaku penipuan memberikan pesan kuat bahwa integritas institusi tetap menjadi prioritas utama. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian dapat terus diperkuat.