Minuman kopi, meskipun telah menjadi bagian dari rutinitas banyak orang di seluruh dunia, ternyata tidak cocok untuk semua kalangan. Meski beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya dalam mengurangi risiko penyakit seperti kanker prostat dan gagal jantung, kopi juga memiliki efek samping negatif bagi sebagian individu. Berdasarkan penelitian serta pandangan para ahli gizi, artikel ini merangkum 12 kelompok orang yang disarankan untuk membatasi atau bahkan sepenuhnya menghindari konsumsi kopi demi menjaga kesehatan mereka.
Pada hari Minggu (18/5/2025), berbagai penelitian dan pandangan ahli menyoroti dampak buruk kafein terhadap kondisi tertentu. Pertama, penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) dianjurkan untuk membatasi minuman berkafein karena dapat memperburuk gejala seperti diare. Selain itu, penderita glaukoma perlu waspada, karena konsumsi kopi dapat meningkatkan tekanan intraokular, yang bisa memperparah gangguan mata tersebut.
Individu dengan kandung kemih aktif, seperti yang dijelaskan oleh ahli diet Sue Heikkinen, harus berhati-hati karena kafein bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil. Bagi pengidap penyakit jantung, konsultasi dengan dokter sangat penting, karena kafein dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah dan detak jantung. Untuk ibu hamil dan menyusui, batasan asupan kafein menjadi hal wajib guna mencegah risiko seperti keguguran dan dehidrasi.
Gangguan tidur, anxiety, dan serangan panik juga dipicu oleh konsumsi kopi berlebihan. Bahkan anak-anak di bawah usia 12 tahun disarankan untuk menghindari kafein, karena dosis kecil pun bisa menimbulkan efek negatif seperti sakit perut dan sulit berkonsentrasi. Terakhir, penderita GERD harus berhati-hati, karena kafein dapat melonggarkan katup antara kerongkongan dan lambung, sehingga memperparah gejala heartburn.
Dalam laporan ini, Jakarta menjadi tempat dimana berbagai informasi tentang kopi dikumpulkan dan dirangkum secara rinci oleh para ahli kesehatan.
Berdasarkan informasi yang disampaikan, tampak bahwa kopi, meskipun populer dan menyegarkan, bukanlah solusi universal untuk setiap individu. Penting bagi kita untuk memahami kondisi tubuh masing-masing sebelum mengonsumsi minuman yang mengandung kafein. Artikel ini memberikan gambaran bahwa pendekatan personalisasi dalam pola makan dan minum adalah langkah bijak menuju kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional medis tetap menjadi langkah utama sebelum memutuskan apakah kopi cocok untuk Anda atau tidak.