Gaya Hidup
Perdagangan Daging Anjing: Tradisi atau Ancaman Kesehatan Global?
2025-05-17

Banyak negara di Asia masih menjadikan konsumsi daging anjing sebagai bagian dari budaya masyarakatnya. Meski demikian, praktik ini semakin menuai kritik karena risiko kesehatan dan perlakuan tidak manusiawi terhadap hewan. Salah satu organisasi internasional menyebutkan bahwa sekitar 30 juta anjing menjadi korban setiap tahunnya akibat aktivitas ini. Situasi tersebut menciptakan perdebatan serius tentang legalitas dan moralitas tradisi tersebut.

Di beberapa negara seperti China, Vietnam, dan Korea Selatan, konsumsi daging anjing telah berlangsung selama berabad-abad. Negara-negara tersebut memiliki metode penyembelihan yang bervariasi, mulai dari pemukulan hingga penggunaan alat listrik. China sendiri menempati posisi teratas sebagai konsumen terbesar daging anjing di dunia dengan jumlah sekitar 10 juta ekor per tahun. Meskipun demikian, ada tanda-tanda perubahan, seperti langkah pemerintah Shenzhen dan Zhuhai yang melarang praktik ini secara resmi. Di sisi lain, Vietnam juga merupakan pelaku besar dalam perdagangan ini, meskipun keyakinan lokal tentang manfaat kesehatan dari daging anjing masih kuat.

Ketika membahas Indonesia, meskipun tidak termasuk dalam daftar teratas, konsumsi daging anjing tetap cukup signifikan di beberapa wilayah. Perdagangan ini dikaitkan dengan risiko penyebaran penyakit seperti rabies karena kurangnya kontrol sanitasi. Organisasi kesehatan global telah mengingatkan bahaya trichinellosis, kolera, dan rabies yang dapat ditularkan melalui daging anjing yang tidak diproses dengan benar. Untuk itu, kebijakan yang lebih ketat serta kesadaran masyarakat sangat diperlukan guna melindungi kesehatan publik dan hak-hak hewan.

Peningkatan kesadaran akan perlakuan etis terhadap hewan serta dampak kesehatan dari konsumsi daging anjing menjadi isu penting di era modern ini. Banyak negara sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk melarang praktik ini demi menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi manusia dan hewan. Melalui pendekatan edukatif dan regulasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat memilih cara hidup yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

more stories
See more