Pernahkah kita berpikir tentang apa yang akan disesali saat menjelang akhir hidup? Seorang mantan perawat pasien kritis, Bronnie Ware, mengungkapkan pengalaman pribadinya selama delapan tahun bekerja dengan orang-orang yang menghadapi hari-hari terakhir mereka. Dalam bukunya, "The Top Five Regrets of the Dying," ia menyoroti lima penyesalan utama yang sering diutarakan oleh pasiennya. Menurutnya, banyak individu yang menyadari bahwa hidup mereka tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan hati sendiri. Selain itu, sebuah survei Harris Poll di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja mengorbankan waktu istirahat demi pekerjaan, yang kemudian menjadi salah satu penyesalan terbesar.
Dalam rentang karier Bronnie Ware sebagai perawat untuk pasien-pasien kritis, dia mendapati pola umum dalam perasaan mereka menjelang akhir hayat. Banyak dari mereka yang merenungkan pilihan hidup yang telah mereka buat dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kualitas hidup mereka. Salah satu penyesalan paling umum adalah tidak hidup sesuai dengan keinginan diri sendiri. Orang-orang cenderung menyesuaikan hidup mereka dengan ekspektasi keluarga atau masyarakat, seperti memilih jurusan kuliah tertentu atau mengejar karier yang tidak benar-benar mereka sukai. Hal ini membuat mereka menunda atau bahkan melepaskan impian pribadi.
Bronnie juga mencatat bahwa beberapa pasien merasa menyesal karena terlalu fokus pada pekerjaan. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja sehingga melupakan pentingnya menjaga hubungan sosial, baik dengan teman maupun keluarga. Sebuah studi Harris Poll di AS mendukung klaim ini, dengan 78% responden mengakui bahwa mereka mengorbankan waktu liburan demi pekerjaan. Kebiasaan semacam ini dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental seseorang.
Seperti Bill Gates, pendiri Microsoft, yang pernah berbicara tentang pentingnya menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dalam pidato wisuda di Northern Arizona University, Gates mengakui bahwa di masa mudanya, dia tidak menghargai konsep liburan atau waktu istirahat. Namun, setelah menjadi seorang ayah, pandangannya berubah. Dia belajar bahwa waktu bersama keluarga dan orang-orang terdekat sama pentingnya dengan kesuksesan profesional.
Terkait dengan penyesalan lainnya, Bronnie mencatat bahwa banyak orang ingin memiliki keberanian untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan mereka. Mereka juga menyesal karena jarang membiarkan diri merasa bahagia secara penuh. Pesan dari semua ini adalah pentingnya refleksi diri dan prioritas hidup yang lebih seimbang. Mengenal kebutuhan batin sendiri serta menjaga koneksi emosional dengan orang lain bisa menjadi langkah awal menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Pada akhirnya, cerita-cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjalani hidup dengan jujur kepada diri sendiri. Meluangkan waktu untuk bersantai, menjaga hubungan sosial, dan merayakan pencapaian kecil maupun besar adalah cara efektif untuk menghindari penyesalan di masa depan. Semua ini menegaskan bahwa hidup adalah perjalanan yang harus dinikmati sepenuhnya, bukan hanya sekadar dilewati.