Pasar saham Indonesia mengalami pemulihan signifikan pada awal perdagangan Kamis, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda penerapan tarif respirokal selama 90 hari. Lonjakan ini mencapai lebih dari 5%, dengan nilai transaksi yang cukup besar di pasar. Meskipun ada penundaan untuk sebagian besar negara, China tetap menjadi pengecualian dengan kenaikan tarif hingga 125%. Kebijakan ini memengaruhi dinamika perdagangan global dan berdampak positif terhadap sentimen pasar.
Saham-saham di Indonesia mendapatkan dorongan kuat setelah kebijakan baru dari Amerika Serikat memberikan sinyal penundaan tarif impor. Hal ini menciptakan suasana optimisme di kalangan investor, yang tercermin dalam lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melebihi 5%. Aktivitas perdagangan juga meningkat tajam, dengan volume transaksi mencapai miliaran rupiah hanya dalam beberapa jam pertama sesi pagi.
Kebijakan Presiden Trump untuk menahan pelaksanaan tarif tambahan selama 90 hari telah membawa angin segar bagi pasar global. Investor melihat langkah ini sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dagang internasional, meskipun masih ada beberapa ketidakpastian terkait implementasi kebijakan tersebut. Selain itu, pengumuman ini memberikan ruang bagi negara-negara mitra dagang untuk bernegosiasi lebih lanjut guna mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Di sisi lain, kenaikan tarif untuk China menunjukkan bahwa konflik dagang antara kedua negara belum sepenuhnya terselesaikan.
Langkah penundaan tarif ini tidak hanya mempengaruhi pasar saham Indonesia, tetapi juga memiliki implikasi yang luas pada ekonomi global. Negara-negara seperti Kanada dan Meksiko mendapatkan perlakuan istimewa dengan produk-produk tertentu bebas tarif, sementara barang-barang lainnya tetap dikenakan pajak impor sebesar 25%. Pengaturan ini menunjukkan strategi selektif dari administrasi Trump dalam menangani hubungan dagang internasional.
Meskipun demikian, kebijakan ini belum sepenuhnya menghapus tarif yang sudah ada sebelumnya. Tarif 10% secara menyeluruh masih berlaku, dan produk-produk seperti kayu serta obat-obatan akan tetap menghadapi pajak impor tambahan. Situasi ini menunjukkan bahwa perang dagang belum sepenuhnya berakhir, namun langkah-langkah yang diambil oleh AS memberikan harapan akan adanya dialog yang lebih produktif di masa mendatang. Dalam jangka panjang, kebijakan ini dapat membantu stabilisasi pasar saham global dan meningkatkan kepercayaan investor di berbagai belahan dunia.