Pada hari Rabu, pasar saham Amerika Serikat mengalami kenaikan signifikan setelah pengumuman oleh Presiden Donald Trump mengenai penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Keputusan ini memberikan kelegaan bagi para investor yang khawatir tentang ketegangan perang dagang. Indeks Nasdaq mencatatkan lonjakan sebesar 12%, rekor terbaiknya sejak Januari 2001, sementara S&P 500 dan Dow Jones juga menunjukkan kenaikan signifikan. Aksi beli dimulai setelah unggahan Trump di Truth Social yang menyebut kesediaan 75 negara untuk bernegosiasi. Meskipun ada penundaan, tarif untuk produk impor dari China tetap dinaikkan menjadi 125%. Lonjakan ini berdampak positif pada saham teknologi dan meningkatkan harga emas serta minyak mentah.
Pada suatu sore di bulan April, sebuah kabar penting muncul dari Gedung Putih yang langsung memicu respons dramatis di Wall Street. Setelah unggahan media sosial oleh Presiden Donald Trump, pasar saham utama di Amerika Serikat melonjak tajam. Pernyataan tersebut dirilis di New York sekitar pukul 13.00 waktu setempat, di mana Trump mengumumkan bahwa ia akan menunda pelaksanaan tarif impor baru selama 90 hari kepada sebagian besar negara mitra dagang AS. Kabar ini disambut antusias oleh para pelaku pasar, dengan Indeks Nasdaq melonjak hingga 12%—yang merupakan kenaikan harian tertinggi sejak awal abad ini.
Tidak hanya Nasdaq, indeks lainnya seperti S&P 500 dan Dow Jones juga mencatatkan pencapaian luar biasa. Kenaikan drastis ini dipicu oleh aksi beli besar-besaran yang dimulai setelah publikasi unggahan Trump. Ia menyebut bahwa 75 negara telah memilih jalur diplomasi daripada konfrontasi terhadap kebijakan tarif AS. Dalam rangka memberikan ruang negosiasi, Trump mengizinkan penundaan tarif impor selama 90 hari, sambil menurunkan tarif balasan menjadi 10% secara efektif.
Di tengah optimisme pasar, beberapa sektor tetap menunjukkan ketegangan. Beijing, sebagai salah satu target utama kebijakan tarif, merespons dengan menaikkan tarif atas produk-produk AS hingga 84%. Namun, sentimen positif terus berlanjut hingga malam hari, dengan kontrak berjangka utama tetap stabil di zona hijau. Harga obligasi pemerintah turun, sementara imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sempat menyentuh angka 4,47% sebelum kembali menurun.
Saham-saham teknologi juga mendapatkan dorongan besar. Grup "Magnificent Seven" merekam tambahan kapitalisasi pasar lebih dari US$1,8 triliun. Perusahaan seperti Nvidia dan Tesla melonjak pesat, dengan kenaikan nilai pasar mencapai ratusan miliar dollar. Indeks Dolar WSJ juga menguat meskipun sedikit melemah sepanjang hari. Emas dan minyak mentah sama-sama menikmati hari yang gemilang, dengan harga emas mencapai level tertingginya sejak 2023.
Sebagai tanggapan global, pejabat senior Jepang menegaskan komitmen kerja sama internasional untuk menghadapi dampak potensial dari kebijakan tarif. Meski masih ada kekhawatiran terkait stabilitas pasar global, langkah Trump memberikan semangat baru bagi para investor.
Dari perspektif seorang jurnalis, keputusan Trump kali ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh politik terhadap dinamika pasar keuangan. Tindakan penundaan tarif impor bukan hanya sekadar strategi ekonomi, namun juga upaya untuk menstabilkan suasana di tengah ketidakpastian geopolitik. Bagi pembaca, cerita ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman terhadap hubungan antara kebijakan pemerintah dan performa pasar modal. Ketika keputusan politik dapat langsung memengaruhi nilai aset dalam hitungan detik, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada dan siap menghadapi volatilitas pasar.