Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Rabu lalu. Meskipun sempat rebound di awal sesi, indeks akhirnya ditutup turun 0,47%. Selain itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih dalam jumlah besar, mencapai Rp1,10 triliun. Dalam daftar saham yang paling banyak dilego oleh asing, sektor perbankan mendominasi.
Berbagai faktor mendorong penurunan ini, termasuk sentimen global dan ketidakpastian pasar domestik. Aktivitas transaksi juga cukup tinggi, mencatatkan nilai total hingga Rp12,08 triliun. Namun, tekanan jual dari investor asing tetap menjadi sorotan utama.
Sektor perbankan menjadi sasaran utama bagi aksi jual investor asing selama sesi perdagangan tersebut. Tiga bank besar nasional masuk dalam daftar saham dengan net foreign sell tertinggi. Penurunan harga saham ini menunjukkan kekhawatiran investor terhadap kinerja sektor ini di tengah tantangan ekonomi makro.
Dari data terbaru, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp605,29 miliar, disusul oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan Rp407,93 miliar. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga tidak luput dari aksi jual, dengan total Rp92,80 miliar. Ketiga saham ini memimpin dalam deretan saham yang paling banyak diperdagangkan dan memberikan dampak besar pada pelemahan IHSG hari itu.
Tren negatif ini didorong oleh spekulasi terkait pertumbuhan kredit dan risiko kesehatan keuangan bank-bank tersebut di masa mendatang. Investor asing tampaknya cenderung mengambil langkah konservatif untuk melindungi portofolio mereka dari potensi kerugian lebih lanjut.
Selain sektor perbankan, beberapa sektor lain juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan tekanan pasar. Beberapa saham unggulan dari sektor energi dan pertambangan juga mengalami aksi jual signifikan. Hal ini mencerminkan adanya ketidakpastian yang lebih luas di antara para pelaku pasar.
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), sebagai salah satu pemain utama di sektor pertambangan, mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp40,45 miliar. Sementara itu, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) juga masuk dalam daftar dengan total Rp26,53 miliar. Kedua saham ini menjadi indikator penting tentang bagaimana investor asing menilai prospek industri sumber daya alam di Indonesia.
Secara keseluruhan, aktivitas jual beli di berbagai sektor menunjukkan bahwa ketidakpastian masih menjadi isu utama. Investor asing tampaknya lebih selektif dalam memilih aset investasi, terutama di tengah volatilitas pasar global yang meningkat. Fokus mereka saat ini adalah pada stabilitas dan perlindungan nilai portofolio daripada pencarian imbal hasil tinggi.