Penggabungan Bank NTT dengan KUB Bank Jatim bukan hanya sekadar upaya memenuhi regulasi, tetapi juga merupakan langkah maju dalam meningkatkan daya saing di industri perbankan nasional. Dengan dukungan tambahan modal dari Bank Jatim sebesar Rp100 miliar, atau setara 4% saham, Bank NTT siap menghadapi tantangan pasar modern.
Plt. Direktur Utama Bank NTT, Yohanis Landu Praing, optimistis bahwa kesepakatan conditional share subscription agreement (CSSA) akan terealisasi pada bulan Mei tahun ini. Proses ini telah melewati tahap shareholders agreement (SHA), sehingga tinggal menunggu finalisasi beberapa dokumen administratif sebelum diajukan kepada OJK.
Sampai akhir Desember 2024, Bank NTT mencatat modal inti sebesar Rp2,5 triliun, masih kurang sekitar Rp500 miliar dari target yang ditetapkan oleh OJK. Dalam skema KUB, laporan keuangan bank anggota akan dikonsolidasikan bersama bank jangkar, yaitu Bank Jatim. Hal ini memastikan bahwa Bank NTT dapat memenuhi persyaratan modal secara teknis sesuai aturan.
Dengan adanya sinergi ini, Bank NTT tidak hanya mendapatkan tambahan modal, tetapi juga akses ke sumber daya teknologi dan pengelolaan risiko yang lebih canggih. Penggabungan ini diharapkan membuka peluang baru bagi Bank NTT dalam ekspansi layanan serta peningkatan efisiensi operasional.
Pada awal rencana, Bank NTT sempat menjajaki kemungkinan penggabungan dengan PT Bank DKI. Namun, diskusi tersebut harus diakhiri karena permintaan Bank DKI yang tidak sesuai harapan. Bank DKI awalnya ingin menyetor Rp700 miliar guna menguasai 51% saham Bank NTT, sebuah skenario yang lebih mirip akuisisi daripada kerja sama saling menguntungkan.
Menurut Yohanis, semangat kolaborasi antara BPD seharusnya didasarkan pada prinsip saling membantu, bukan dominasi satu pihak atas yang lain. Meskipun demikian, hubungan baik antara Bank DKI dan Bank NTT tetap terjaga. Bahkan, Bank DKI masih memberikan dukungan likuiditas kepada Bank NTT sebagai bentuk komitmen terhadap perkembangan sektor perbankan daerah.
Sebagai anggota ke-4 dalam KUB yang dipimpin oleh Bank Jatim, Bank NTT bergabung bersama Bank NTB Syariah, Bank Lampung, dan Bank Banten. Kerjasama ini menunjukkan komitmen kuat dari seluruh pihak untuk menciptakan sinergi yang menguntungkan bagi semua peserta.
Dengan partisipasi aktif dalam KUB, Bank NTT dapat memperluas jaringan layanannya, baik secara fisik maupun digital. Selain itu, bank ini juga memiliki akses ke inovasi teknologi terbaru yang dikelola oleh Bank Jatim, termasuk platform digital banking yang sudah terbukti efektivitasnya dalam meningkatkan loyalitas nasabah.