Pasar
Bank DKI Ditargetkan Melakukan IPO dalam Enam Bulan oleh Gubernur Pramono Anung
2025-04-09

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengajukan harapan agar PT Bank DKI dapat melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disampaikan pada pertemuan tertutup dengan para direksi bank tersebut di Balai Kota Jakarta. Menurut pernyataan Pramono, proses IPO harus diselesaikan dalam waktu enam bulan. Meskipun rencana ini telah lama beredar, belum ada kejelasan terkait kapan tepatnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini akan melantai di BEI. Pihak terkait juga belum memberikan tanggapan resmi terhadap rencana yang kini kembali diprioritaskan.

Pada rapat yang digelar tanggal 8 April 2025, Gubernur Pramono menegaskan urgensi IPO bagi Bank DKI sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapitalisasi dan transparansi institusi. Sebelumnya, rencana ini sempat tertunda karena fokus Bank DKI pada pembentukan kelompok usaha bank (KUB) bersama Bank NTT. Namun, upaya kolaborasi itu akhirnya dibatalkan setelah muncul perselisihan terkait kepemilikan saham dan posisi jabatan strategis.

Dalam konteks pasar modal, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyebut peluang IPO bank daerah cukup besar. Beberapa BPD telah memenuhi persyaratan aset yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk masuk bursa. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian tentang rencana pelantikan Bank DKI maupun bank daerah lainnya di BEI.

Analis dari Mirae Asset, Handiman Soetoyo, menyatakan bahwa IPO Bank DKI kemungkinan besar akan menghadapi tantangan besar. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah potensi persaingan nilai valuasi dengan bank daerah lain yang sudah tercatat di BEI. Saat ini, dua BPD utama diperdagangkan dengan rasio Price to Book Value (PBV) jauh di bawah satu kali, yakni Bank Jawa Timur (BJTM) dengan PBV 0,52 kali dan Bank Jawa Barat dan Banten (BJBR) dengan PBV 0,58 kali. Investor cenderung membandingkan nilai valuasi Bank DKI dengan kedua bank tersebut sebelum membuat keputusan investasi.

Rencana IPO yang diusulkan oleh Gubernur Pramono mencerminkan dorongan untuk meningkatkan eksposur publik serta mendapatkan modal tambahan bagi pengembangan Bank DKI. Namun, kesuksesan rencana ini sangat bergantung pada strategi pemeringkatan nilai yang kompetitif dan penerimaan positif dari pasar modal. Dengan tantangan yang ada, langkah nyata dalam enam bulan ke depan akan menentukan masa depan pelantikan Bank DKI di BEI.

more stories
See more