Pasar
Lonjakan IHSG Seiring Kebijakan Dagang AS yang Mendukung Pasar
2025-04-10

Pada awal perdagangan Kamis (10/4/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan, didorong oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menunda penerapan tarif dagang respirokal selama 90 hari. Lonjakan ini menciptakan optimisme di kalangan investor dan membawa nilai transaksi hingga Rp 3,02 triliun hanya dalam beberapa jam pertama sesi I. Semua sektor mengalami kenaikan, dengan bahan baku dan teknologi menjadi penguat terbesar.

Kebijakan penundaan tarif ini tidak berlaku untuk China, yang malah mendapat tarif lebih tinggi sebagai respons atas kurangnya rasa hormat terhadap pasar global. Meskipun demikian, ketidakpastian perdagangan global masih ada karena tarif 10% secara menyeluruh tetap diberlakukan serta aturan tambahan pada produk tertentu seperti kayu dan obat-obatan akan dilanjutkan.

Peningkatan Signifikan IHSG di Awal Perdagangan

Pada awal perdagangan Kamis pagi, IHSG berhasil meraih lonjakan luar biasa hingga 5,07%, mencapai posisi 6.234,34. Pencapaian ini dipicu oleh kebijakan baru dari AS yang memberikan dorongan positif kepada pelaku pasar. Dengan volume transaksi mencapai 3,3 miliar saham, semua sektor ikut berpartisipasi dalam kenaikan ini, dengan bahan baku sebagai pemimpin penguatan.

Pergerakan IHSG kali ini sangat dipengaruhi oleh sentimen global akibat keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda penerapan tarif dagang respirokal selama 90 hari. Langkah ini menciptakan suasana optimisme di antara para investor, terutama setelah indeks berhasil menyentuh level psikologis penting 6.200. Tiga bank besar Indonesia, yaitu BCA, BRI, dan Mandiri, menjadi kontributor utama kenaikan ini, dengan masing-masing memberikan dukungan sebesar puluhan indeks poin. Selain itu, saham GOTO juga memainkan peran penting dalam penopang IHSG. Investor lokal maupun asing tampaknya semakin percaya diri dengan adanya sinyal positif dari kebijakan perdagangan global.

Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Pasar Global

Kebijakan penundaan tarif dagang oleh AS telah menciptakan dampak luas di pasar global, termasuk di Indonesia. Penundaan ini tidak hanya memengaruhi IHSG, tetapi juga memberikan harapan bagi negara-negara mitra dagang AS yang ingin membahas isu-isu perdagangan secara damai. Namun, langkah ini tidak berlaku untuk China, yang justru mendapatkan peningkatan tarif menjadi 125%.

Presiden Trump menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena kurangnya rasa hormat dari China terhadap sistem perdagangan global. Meskipun demikian, ketidakpastian perdagangan masih ada, terutama karena tarif 10% secara menyeluruh tetap berlaku. Untuk Kanada dan Meksiko, barang-barang yang masuk dalam perjanjian perdagangan trilateral tetap bebas tarif, sementara produk lainnya akan dikenakan tarif 25%. Produk energi dan pupuk dari Kanada akan mendapat tarif 10%. Selain itu, tarif terpisah untuk produk seperti mobil, baja, dan aluminium impor tetap berlaku, menunjukkan bahwa perang dagang belum sepenuhnya berakhir. Situasi ini mendorong para pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan global agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

more stories
See more