Pada awal tahun 2024, peluncuran Bitcoin Spot ETF membuka babak baru dalam sejarah investasi digital. Hingga April 2025, arus modal yang mengalir ke aset kripto tercatat mencapai lebih dari US$40 miliar, dengan Bitcoin sebagai penerima utama dana tersebut. Laporan mingguan CoinShares menunjukkan bahwa inflow mingguan mencapai US$3,4 miliar pada akhir bulan April, menjadi salah satu lonjakan terbesar sejak Desember 2024. Selain itu, perusahaan besar seperti Strategy dan BlackRock ikut serta memperkuat dominasi Bitcoin melalui pembelian masif dan pengelolaan ETF yang tumbuh pesat.

Aksi Akumulasi Besar-besaran oleh Institusi Keuangan

Dalam rentang waktu hanya beberapa pekan, perusahaan publik terkemuka, Strategy, melakukan pembelian senilai US$1,65 miliar atau setara dengan 15.355 BTC. Langkah ini meningkatkan total kepemilikan mereka hingga mencapai 553.555 BTC. Peningkatan harga Bitcoin dari $87.000 menjadi $94.000 juga memberi indikasi kuat tentang optimisme pasar terhadap masa depan aset ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, Standard Chartered meramalkan bahwa harga Bitcoin dapat mencapai US$150.000 pada akhir 2025. Bank multinasional ini menyatakan bahwa mayoritas investor berasal dari institusi keuangan besar, seperti dana pensiun dan manajer aset profesional. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan Bitcoin bersifat stabil dan jangka panjang.

Sementara itu, iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock telah menjadi salah satu produk ETF dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat. IBIT berhasil mengelola lebih dari 270.000 BTC atau senilai US$17,8 miliar hingga April 2025. Prestasi ini menempatkannya di atas produk ETF Ethereum maupun derivatif lainnya.

Dengan tren positif yang berlanjut, ekspektasi harga Bitcoin mencapai US$100.000 bukan lagi angan-angan belaka. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Bitcoin semakin dipertimbangkan sebagai aset investasi inti dalam portofolio institusi global.

Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini menggambarkan betapa cepatnya evolusi dunia keuangan modern. Bitcoin tidak lagi hanya dilihat sebagai spekulasi tetapi sebagai aset yang memiliki potensi nilai jangka panjang. Bagi pembaca, ini bisa menjadi pelajaran penting untuk selalu memantau perkembangan teknologi finansial dan mempertimbangkan diversifikasi investasi sesuai dengan tujuan jangka panjang.