Dalam sejarah Indonesia, nama Soekarno sering kali dikaitkan dengan mitos kekayaan yang luar biasa. Salah satu cerita yang paling menarik adalah tentang kepemilikan emas sebanyak 57 ton yang disimpan di Bank Swiss. Konon katanya, emas tersebut pernah dipinjam oleh Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy pada tahun 1963 untuk mendukung pembangunan negara adidaya tersebut. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, fakta-fakta menunjukkan bahwa legenda ini hanyalah sebuah mitos. Sebaliknya, Soekarno dikenal sebagai salah satu pemimpin dunia yang hidup sederhana dan bahkan menghadapi kesulitan finansial selama masa jabatannya.
Mitos kekayaan Soekarno akhirnya terungkap melalui penelitian dan kajian sejarah yang mendalam. Menurut sumber-sumber historis, termasuk pernyataan langsung dari Soekarno sendiri dalam wawancara dengan jurnalis AS Cindy Adams, ia menjelaskan bahwa gaji bulanan sebagai presiden hanya sekitar US$220. Selain itu, Soekarno tidak memiliki properti pribadi, tetap tinggal di istana-istana milik negara, dan sering kali harus meminjam uang dari ajudannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Guntur Soekarnoputra, putra sulung Soekarno, juga memberikan klarifikasi terhadap rumor ini dalam kolom opini di Media Indonesia pada tahun 2020. Ia menegaskan bahwa ayahnya adalah pemimpin yang sangat miskin, tanpa tanah, rumah, apalagi logam mulia seperti yang digadang-gadang dalam berbagai narasi. Guntur bahkan menyebut klaim soal emas berton-ton sebagai sesuatu yang mustahil, karena ruang penyimpanan bank di Swiss saja tidak cukup besar untuk menampung jumlah tersebut.
Berkaca pada pendapat sejarawan Ong Hok Ham, cerita tentang warisan kerajaan Mataram Islam kepada Soekarno juga tidak logis. Harta kerajaan kuno ternyata tidak secemerlang yang dibayangkan, dan Mataram Islam bahkan masih memiliki utang kepada VOC pada masa itu. Oleh karena itu, argumen sederhana yang diajukan Ong adalah bahwa jika Soekarno benar-benar memiliki kekayaan sebesar itu, ia tidak akan mengalami kesulitan finansial hingga akhir hayatnya.
Sebagai seorang pembaca atau penulis sejarah, penting bagi kita untuk selalu mencari informasi yang akurat dan didukung oleh bukti konkret. Kisah tentang emas Soekarno menjadi contoh bagaimana mitos bisa berkembang pesat tanpa dasar yang kuat. Narasi ini juga mengingatkan kita tentang nilai-nilai kesederhanaan dan integritas yang dimiliki Soekarno sebagai seorang pemimpin. Meskipun hidup dalam kondisi yang sulit, ia tetap memprioritaskan rakyat dan bangsa di atas segalanya. Dengan demikian, cerita ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi saat ini untuk lebih menghargai nilai-nilai kejujuran dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.