Indonesia mencatat sekitar 6% dari total populasi sebagai investor per Maret 2025, menurut data terbaru dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun angka ini masih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mencapai hampir 270 juta jiwa, BEI optimistis bahwa ada ruang besar untuk perkembangan lebih lanjut. Dalam periode lima tahun terakhir, pertumbuhan investor domestik meningkat pesat, dengan kontribusi signifikan baik dalam hal kepemilikan saham maupun nilai transaksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukkan tren positif minggu lalu dengan kenaikan 3,74%, meskipun secara tahunan mengalami penurunan sebesar 4,42%.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa jumlah investor di Tanah Air baru mencapai sekitar 15,77 juta jiwa atau sekitar 6% dari total populasi nasional pada bulan Maret 2025. Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, meskipun proporsi ini masih kecil, peluang pertumbuhan sangat besar di masa mendatang. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara di Main Hall BEI pada Rabu (30/4/2025).
Dalam rentang waktu 2019 hingga 2024, pertumbuhan jumlah investor melonjak hampir 2,5 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pasar modal semakin meningkat. Selain itu, volume perdagangan harian saham juga tumbuh signifikan, mencapai hampir 110% antara tahun 2015 hingga Maret 2022.
Secara komposisi, investor domestik memegang kendali utama dengan penguasaan 52% dari total kepemilikan saham, sementara sisanya dimiliki oleh investor asing sebesar 47,82%. Kontribusi investor lokal terhadap nilai transaksi mencapai 59,42%, melebihi partisipasi investor asing yang hanya sebesar 40,58%. Ini menunjukkan dominasi kuat dari investor lokal, baik individu maupun institusi.
Di sisi lain, IHSG pada hari Rabu (30/4/2025) ditutup naik 0,26% ke level 6.766,79, didorong oleh transaksi senilai Rp14,48 triliun yang melibatkan 24,59 miliar lembar saham dalam 1,3 juta kali transaksi. Kenaikan mingguan mencapai 3,74%, lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang sebesar 2,81%. Namun, performa IHSG secara keseluruhan masih menunjukkan koreksi 4,42% sepanjang tahun berjalan, akibat penurunan tajam selama enam bulan terakhir yang mencapai lebih dari 10%.
Meskipun tantangan masih ada, optimisme terhadap potensi pertumbuhan investor serta performa pasar modal Indonesia tetap tinggi. Dominasi investor domestik dan minat yang terus meningkat menjadi indikator positif bagi perkembangan pasar modal di masa depan. Secara keseluruhan, kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fondasi kuat untuk menjadikan pasar modal sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional.