Pada era 2000-an, Grand Mall di Kota Bekasi pernah menjadi destinasi favorit bagi warga setempat. Namun, pada awal tahun 2025, mal yang dulunya ramai ini resmi tutup dan kini terlihat sepi bak bangunan kosong. Meskipun sempat diklaim tetap beroperasi normal oleh pihak manajemen, kenyataannya pusat perbelanjaan ini sudah tidak lagi mendapatkan pengunjung. Hanya satu konter dan restoran cepat saji KFC yang masih bertahan di tengah kesepian tersebut.
Dulu, di masa jayanya sekitar tahun 2008, Grand Mall adalah surga belanja bagi masyarakat sekitar Kelurahan Harapan Jaya, Medan Satria, dan Pekayon. Tempat ini menawarkan segala sesuatu mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga bioskop untuk hiburan keluarga. Hypermart, toko elektronik, salon, dan deretan restoran memenuhi lantai-lantai mal ini. Namun, dengan munculnya pusat perbelanjaan modern seperti Summarecon Mall Bekasi dan Pakuwon Mall, pamor Grand Mall mulai meredup.
Pada Jumat (2/5/2025), pantauan lapangan menunjukkan bahwa kondisi mal ini sangat menyedihkan. Cat-cat dinding tampak mengelupas, area lobi utama kosong tanpa aktivitas, dan hanya kursi-kursi tak terpakai yang tersisa. Di luar mal, suasana sunyi semakin mencerminkan betapa kerasnya persaingan dalam industri ritel saat ini. Salah satu petugas keamanan menjelaskan bahwa meskipun KFC masih buka, jumlah pengunjung sangat minim.
Sampai saat ini, belum ada kabar jelas dari pihak pengelola tentang rencana revitalisasi atau alih fungsi gedung ini. Dalam konteks perkembangan Kota Bekasi yang pesat, nasib Grand Mall mencerminkan dampak besar dari perubahan perilaku belanja masyarakat, termasuk meningkatnya tren belanja daring.
Di sisi lain, Grand Mall juga menjadi simbol penting bagi generasi yang tumbuh bersamanya. Bagi mereka, tempat ini bukan hanya pusat belanja, tetapi juga bagian dari kenangan masa lalu.
Berkaca dari cerita Grand Mall, kita dapat melihat bagaimana teknologi dan perubahan zaman membawa transformasi besar dalam dunia ritel. Persaingan ketat antara pusat perbelanjaan tradisional dan platform digital menuntut para pelaku usaha untuk lebih inovatif. Pengalaman belanja yang lebih personal dan adaptif mungkin menjadi solusi agar bisnis fisik tetap relevan di tengah arus modernisasi. Kisah Grand Mall mengingatkan kita bahwa kemajuan teknologi bisa menjadi ancaman bagi model bisnis lama jika tidak disertai strategi adaptasi yang tepat.