Tunggul Ametung, penguasa Tumapel yang kuatir akan keberadaan para brahmana, hampir saja tewas akibat bencana alam sebelum akhirnya jatuh korban oleh Ken Arok. Saat gunung api Kelud meletus, Tunggul Ametung sedang mencari Mpu Purwa dan Arya Artya untuk menuntut jawaban atas nasib buruknya. Bencana ini membuatnya terjatuh dari kudanya dan tertimpa pohon tumbang. Setelah selamat dari bencana tersebut, hubungan rumah tangganya dengan Ken Dedes mengalami perubahan dinamis. Meski dulu dia sangat kasar, setelah penyembuhan, sikap Tunggul berubah menjadi lebih lembut namun tetap waspada terhadap istrinya.
Berkat ramalan Prabu Erlangga, Tunggul Ametung mempertahankan Ken Dedes sebagai Paramesywarinya meskipun dia menyadari karakter teguh istri tersebut. Namun, ketegangan internal keluarga tak bisa dihindarkan karena sifat otoriter Tunggul yang bertentangan dengan sikap mandiri Ken Dedes.
Tunggul Ametung menjalani pencarian intensif terhadap dua tokoh spiritual penting: Mpu Purwa dan Arya Artya. Ia merasa bahwa mereka secara tidak langsung telah mencelakakan hidupnya. Pencarian ini membawa Tunggul masuk ke area berbahaya yang pada akhirnya mengarahkan dirinya ke situasi bencana besar.
Dalam upayanya mencari jawaban, Tunggul Ametung pertama-tama mendatangi kediaman mertuanya, Mpu Purwa. Ketika rumah itu kosong, kemarahannya meledak sehingga ia merusak padepokan tersebut. Tanpa rasa bersalah, ia melanjutkan perburuan ke tempat Arya Artya, yang juga ternyata telah meninggalkan rumahnya. Pada saat itulah letusan Gunung Kelud terjadi, mengguncang wilayah tersebut dan menyebabkan longsoran tanah serta pohon-pohon tumbang. Tunggul Ametung jatuh dari kuda dan terluka parah akibat serpihan batu dan kayu yang runtuh. Kejadian ini memberikan pelajaran keras bagi Tunggul tentang konsekuensi dari tindakannya.
Selama masa pemulihan, hubungan antara Tunggul Ametung dan Ken Dedes mengalami perubahan signifikan. Awalnya, Tunggul tampak kasar dan dominan, tetapi setelah sembuh, ia menjadi lebih sensitif terhadap perasaan istrinya. Perubahan ini dipengaruhi oleh ramalan Prabu Erlangga yang memperingatkannya agar menjaga Ken Dedes sebagai aset strategis.
Ken Dedes, putri Mpu Purwa, memiliki karakter yang kuat dan independen. Walaupun awalnya Tunggul meremehkan istri tersebut, ia belajar untuk lebih menghargai nilai-nilai yang dimiliki Ken Dedes. Selama proses penyembuhan, Ken Dedes menunjukkan kasih sayang yang mendalam kepada suaminya, yang membuat Tunggul semakin sadar akan pentingnya hubungan tersebut. Namun, ketegangan masih ada karena Tunggul khawatir Raja Kediri, Kertajaya, akan merebut Ken Dedes darinya. Untuk itu, ia tetap menjaga sikap hormat kepada istri demi menjaga stabilitas politik dan keluarga di Tumapel.