Pada awal tahun 2025, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan serangkaian perubahan struktural dengan memindahkan sejumlah perwira tinggi menjadi Staf Khusus (Stafsus) di bawah pimpinan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak. Mutasi ini dilakukan sebagai bagian dari proses rotasi dan pengembangan karier militer yang rutin dilaksanakan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto. Dalam keputusan resmi yang dikeluarkan pada Maret 2025, tercatat ada lebih dari 80 perwira TNI dari berbagai cabang angkatan yang mengalami pergantian posisi. Salah satu fokus utama adalah penempatan beberapa perwira bintang tiga dalam kapasitas baru sebagai pendukung strategis KSAD.
Dalam rangka mendukung operasional dan pengembangan organisasi TNI AD, dua nama perwira tinggi telah ditetapkan untuk bergabung sebagai Stafsus KSAD. Pertama, Brigjen TNI Mokhamad Yasin, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Kadislitbangad). Karier Yasin di dunia militer telah menunjukkan rekam jejak yang solid. Pria ini pertama kali diangkat sebagai Kadislitbangad pada bulan September 2024, setelah menggantikan Brigjen TNI Hery Setiyono. Selain itu, Yasin juga memiliki pengalaman luas sebagai Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kas Kostrad).
Selain Yasin, nama lain yang muncul dalam daftar mutasi adalah Brigjen TNI Budi Suharto. Budi, lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1991, mengalami perubahan signifikan dalam kariernya ketika dipindahkan dari jabatan Pa Sahli Tk II Bid Wassus dan LH Panglima TNI menjadi Stafsus KSAD. Profil karier Budi mencerminkan dedikasi dan kompetensi yang tinggi. Dia telah menempati berbagai posisi penting, termasuk Asisten Personel (Aspers) Kasdam I/Bukit Barisan (periode 2016–2017), Pa Sahli Matum Dislitbangad (2017), serta Paban II/Pampers Pamen Denma Mabesad (2019–2020).
Rotasi ini merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan sinergi antar-unit di lingkungan TNI AD. Dengan penempatan perwira-perwira berpengalaman seperti Mokhamad Yasin dan Budi Suharto sebagai Stafsus KSAD, diharapkan dapat membawa kontribusi besar bagi pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan militer nasional. Keputusan ini juga mencerminkan komitmen TNI untuk menjaga profesionalisme dan integritas lembaga militer.
Perubahan struktur kepemimpinan ini tidak hanya menandai langkah penting dalam pengembangan organisasi TNI, tetapi juga menunjukkan bahwa para perwira tinggi yang terlibat siap menghadapi tantangan baru dengan tanggung jawab yang lebih besar. Dengan demikian, mutasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas keamanan nasional di masa mendatang.