Pemimpin Toyota, Akio Toyoda, dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dalam menyampaikan pendapatnya mengenai industri otomotif. Setelah pensiun dari jabatan CEO, dia kembali mengejutkan publik dengan pernyataannya tentang kendaraan listrik (EV). Dalam wawancara eksklusif dengan Automotive News, Toyoda berbicara secara terbuka bahwa dirinya lebih tertarik pada mobil sport bertenaga mesin pembakaran internal (ICE) dibandingkan EV. Menurutnya, balapan EV tidak memiliki daya tarik sama seperti balapan tradisional yang membutuhkan keahlian pengemudi dan ketahanan mesin. Meskipun demikian, Toyota tetap akan melangkah ke arah produksi mobil listrik, namun hanya ketika teknologi mencapai titik optimal.
Dalam suasana musim gugur yang penuh semangat di New York, dunia otomotif digemparkan oleh pernyataan tajam Akio Toyoda, mantan CEO Toyota, yang juga seorang pembalap berpengalaman. Dalam diskusi terkini, Toyoda menegaskan bahwa minatnya terhadap mobil sport masih tertuju pada tenaga ICE, bukan EV. Ia menjelaskan bahwa definisi mobil sport bagi dirinya adalah kendaraan dengan suara mesin bensin yang keras dan energik, sesuatu yang sulit dicapai oleh mobil listrik.
Berkaca dari pengalaman balapnya di ajang bergengsi seperti Japan Rally dan Le Mans 24 Hours, Toyoda merasa bahwa balapan EV cenderung lebih fokus pada manajemen sumber daya daripada kemampuan mengemudi. "Balapan EV lebih banyak tentang strategi pengisian daya atau pertukaran baterai," katanya. Ini jelas bertentangan dengan esensi balapan ketahanan yang selama ini dinikmatinya.
Toyoda juga menyoroti tantangan teknis EV, seperti waktu pengisian baterai yang lama dan durasi balapan yang terbatas. Namun, dia menegaskan bahwa Toyota tidak sepenuhnya menolak konsep mobil listrik. Perusahaan tersebut akan terus mengembangkan teknologi EV saat waktu yang tepat tiba dan harga menjadi lebih terjangkau.
Sebagai penutup, pandangan Toyoda memberikan gambaran tentang bagaimana pemimpin industri otomotif memandang transformasi teknologi. Di satu sisi, dia setia pada warisan mobil sport bermesin bensin, namun di sisi lain, ia sadar akan pentingnya inovasi untuk masa depan.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, pernyataan Toyoda menunjukkan bahwa transisi ke era EV tidak bisa dipaksakan tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar dan penggemar otomotif. Ini mengingatkan kita bahwa evolusi teknologi harus selaras dengan nilai-nilai yang telah lama dianut oleh pecinta mobil. Oleh karena itu, kesetimbangan antara tradisi dan inovasi sangatlah penting dalam perkembangan industri otomotif modern.