Pergerakan pasar saham di Jakarta mengalami penurunan signifikan pada akhir pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat anjloknya nilai hingga lebih dari tiga persen, mencapai level 6.270,59. Transaksi hari itu melibatkan sekitar dua puluh triliun rupiah dengan volume perdagangan yang cukup tinggi. Mayoritas emiten berada dalam kondisi merah, menunjukkan situasi yang kurang menguntungkan bagi investor.
Seluruh sektor bisnis juga ikut terpengaruh dan turun ke zona merah. Sektor bahan baku menjadi yang paling terpuruk, diikuti oleh industri dan sektor finansial. Beberapa saham besar seperti BBRI dan TPIA menjadi penyumbang utama penurunan IHSG. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyatakan bahwa BEI akan melakukan pertemuan dengan para pelaku pasar untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis yang dapat diambil dalam waktu dekat.
Analis memprediksi bahwa penurunan IHSG masih berpotensi berlanjut, namun para ahli menyarankan investor untuk tetap selektif dalam pemilihan saham. Meskipun ada berbagai sentimen negatif, termasuk tekanan eksternal dan domestik, Alfred Nainggolan, seorang analis, mengingatkan bahwa momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk membeli saham di harga yang lebih rendah. Dengan sikap optimis dan bijaksana, investor dapat memanfaatkan situasi ini sebagai peluang untuk memperkuat portofolio mereka.