Bisnis waralaba telah menjadi sektor yang berkembang pesat dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, hingga awal tahun 2025, terdapat lebih dari 300 pelaku usaha waralaba yang aktif di Tanah Air. Sebagian besar waralaba ini berasal dari sektor makanan dan minuman, yang mencatat kontribusi sebesar hampir setengah dari total pasar waralaba. Selain itu, bidang seperti jasa kecantikan, pendidikan non-formal, serta ritel turut menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.
Waralaba tidak hanya memberikan peluang bisnis bagi para pengusaha, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan yang luas. Menurut laporan tahunan 2024, industri ini berhasil menyerap lebih dari 97 ribu tenaga kerja dengan omzet keseluruhan yang melampaui Rp143 triliun. Bahkan beberapa merek asli Indonesia telah sukses merambah pasar internasional, antara lain Alfamart, Ayam Gepuk Pak Gembus, dan Roti Ropi dari Klaten. Salah satu contoh bisnis franchise kuliner yang kini banyak diminati adalah ayam tepung Sabana. Dengan modal awal sebesar Rp23 juta, calon mitra dapat memulai usaha ini, termasuk mendapatkan bimbingan pemasaran, pelatihan sumber daya manusia, serta fasilitas promosi.
Potensi besar dari bisnis waralaba membuka pintu bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam dunia usaha. Melalui dukungan teknis dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan waralaba, para pelaku baru bisa memulai bisnis mereka dengan langkah-langkah yang terstruktur. Mulai dari proses pendaftaran online hingga survei lokasi, pembayaran, pelatihan, dan akhirnya grand opening, semuanya dirancang untuk mempermudah para mitra. Keberhasilan waralaba Indonesia bukan hanya soal penciptaan lapangan kerja, tetapi juga tentang bagaimana model bisnis ini menginspirasi semangat wirausaha di kalangan masyarakat luas.