Pasar
Pasar Saham Indonesia dan Kebijakan Ekonomi di Mata Dunia
2025-04-22

Di tengah dinamika pasar global yang penuh ketidakpastian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan kenaikan tipis pada Selasa pagi. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan tekanannya kepada The Fed untuk menurunkan suku bunga guna mencegah perlambatan ekonomi. Di dalam negeri, Bank Indonesia sedang mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan moneter yang akan diumumkan setelah Rapat Dewan Gubernur. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan regulasi baru terkait perpajakan di sektor pertambangan batu bara.

Kenaikan IHSG Ditengarai oleh Optimisme Pasar

Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan 0,14% hingga mencapai level 6.455,08. Dalam situasi ini, lebih dari seratus saham mengalami penguatan, sementara sektor barang baku menjadi yang paling menonjol. Meskipun mayoritas pasar Asia dibuka melemah akibat penurunan Wall Street, optimisme investor domestik tampaknya tetap terjaga.

Di Amerika Serikat, Presiden Trump melontarkan kritik pedas terhadap pimpinan The Fed, Jerome Powell, dengan menyebutnya sebagai "pecundang besar." Ia mendesak penurunan suku bunga secara segera, meskipun kondisi inflasi saat ini masih rendah. Pernyataan ini memicu spekulasi tentang kemungkinan intervensi pemerintah AS terhadap bank sentral mereka.

Di Indonesia, Bank Indonesia memulai Rapat Dewan Gubernur pada hari Selasa. Gubernur BI, Perry Warjiyo, telah menegaskan bahwa bank sentral akan terus menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai stimulus kebijakan makroprudensial. Keputusan akhir dari rapat ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar, terutama di tengah ketegangan perdagangan global.

Selain itu, pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2025 yang merevisi aturan pajak di sektor pertambangan batu bara. PP ini bertujuan memberikan kepastian hukum bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan mulai berlaku efektif pada akhir April 2025.

Dari perspektif seorang jurnalis atau pembaca, laporan ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara kebijakan moneter dan dinamika pasar saham. Ketika negara-negara maju seperti AS menghadapi tekanan politik internal, dampaknya langsung dirasakan di pasar emerging seperti Indonesia. Namun, respons cepat dari otoritas moneter domestik dapat menjadi faktor penopang ketenangan pasar. Regulasi baru di sektor pertambangan juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan bisnis yang stabil dan transparan.

more stories
See more