Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan bahwa kondisi pasar saat ini memberikan kesempatan emas bagi investor. Meskipun saham BUMN mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir, prospek jangka panjang tetap cerah. Erick Thohir menjelaskan bahwa dengan adanya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang memiliki modal besar dan aset yang signifikan, banyak potensi dapat dioptimalkan. "Perusahaan-perusahaan ini menawarkan dividen yang stabil dan merupakan waktu yang tepat untuk membeli kembali," ungkapnya dalam acara ekonomi di Jakarta.
CEO Danantara Rosan Roeslani menyatakan bahwa lembaganya berfokus pada investasi di sektor-sektor strategis yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Sektor seperti teknologi hijau, energi terbarukan, dan ketahanan pangan menjadi prioritas utama. Proses investasi akan dilakukan secara hati-hati dan melalui persetujuan dari berbagai tingkatan untuk memastikan efisiensi dan produktivitas. Di samping itu, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim SDjojohadikusumo menekankan rencana pemerintah untuk melakukan efisiensi dana hingga US$ 20 miliar setiap tahun. Dengan demikian, dalam lima tahun mendatang, Indonesia berpotensi memiliki ekuitas mencapai US$ 100 miliar.
Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan pengelolaan yang cermat oleh lembaga seperti Danantara, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin terbuka lebar. Dana yang dikelola dengan bijaksana dapat berkembang pesat dan membawa manfaat signifikan bagi masyarakat luas. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah untuk memajukan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.