Investasi saham telah menjadi salah satu metode paling populer untuk meningkatkan pendapatan tambahan bagi masyarakat luas. Tidak dibutuhkan persyaratan khusus untuk menjadi investor saham, bahkan seorang Asisten Rumah Tangga (ART) pun dapat melakukannya. Sejarah mencatat bahwa pada Agustus 1602, Kongsi Dagang Hindia Belanda memperkenalkan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO), menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat. Salah satu contohnya adalah Neeltgen Cornelis, seorang ART yang berhasil menginvestasikan uang tabungannya dalam jumlah kecil di IPO tersebut.
Berawal dari abad ke-17, VOC mendapatkan popularitas luar biasa karena menjual komoditas rempah-rempah yang sangat diminati di Eropa. Hal ini membuat banyak orang percaya bahwa VOC akan menjadi perusahaan sukses dengan potensi keuntungan besar. Pada saat itu, lebih dari seribu investor tercatat berpartisipasi dalam IPO ini, termasuk Neeltgen yang bekerja sebagai ART di rumah Direktur VOC, Dirck van Os.
Dalam lingkungan yang ramai oleh para investor, Neeltgen mulai tertarik untuk mencoba investasi meskipun ia ragu-ragu awalnya. Dengan penghasilan harian yang minim, ia harus memutar otak untuk menyisihkan uang tabungannya sebesar 100 gulden demi membeli saham. Meskipun jumlahnya kecil dibandingkan dengan kontribusi lainnya, langkah ini mencatat namanya sebagai salah satu pemegang saham pertama di dunia.
Tak lama setelah pembelian saham, Neeltgen memutuskan untuk menjual kepemilikannya kepada Jacques de Pourcq hanya dalam waktu satu tahun. Keputusan ini ternyata membuatnya melewatkan kesempatan emas, karena jika ia tetap memegang saham tersebut, nilai investasinya bisa berkembang menjadi ribuan gulden. VOC sendiri tumbuh pesat dan menjadi perusahaan terbesar di dunia berkat dominasinya atas perdagangan rempah-rempah dari Indonesia.
Sistem perdagangan bursa efek pada masa itu jauh berbeda dari sekarang, semuanya dilakukan secara manual dengan pencatatan menggunakan kertas. Ini menciptakan suasana yang unik, di mana interaksi langsung antara investor dan perwakilan VOC menjadi hal yang lumrah. Dalam konteks sejarah ini, cerita Neeltgen menjadi inspirasi bahwa siapa saja dapat berpartisipasi dalam pasar modal asalkan memiliki keyakinan dan kemauan kuat.
Kisah Neeltgen Cornelis menunjukkan bagaimana investasi saham tidak hanya terbatas pada kalangan elit. Meski hasil akhirnya tidak sesuai ekspektasi, keberanian Neeltgen membuktikan bahwa peluang selalu ada bagi mereka yang mau mencoba. Selain itu, sejarah IPO VOC juga menunjukkan pentingnya visi jangka panjang dalam dunia investasi agar dapat memaksimalkan potensi keuntungan.