Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, sang tokoh penting di wilayah Tumapel, Ken Arok melangkah lebih jauh dengan menikahi Ken Dedes, seorang janda yang dikenal cantik. Perkawinan ini tidak hanya memperkuat posisi politiknya tetapi juga mendapat dukungan dari keluarga besar Ken Dedes. Selain itu, situasi politik di Kediri semakin tegang karena konflik antara Raja Kertajaya dan kaum pendeta. Hal ini memberikan peluang bagi Ken Arok untuk membangun kekuasaannya sendiri.
Konflik internal di Kediri membuat banyak pendeta mencari perlindungan di Tumapel, meningkatkan jumlah pengikut Ken Arok. Dengan dukungan penuh dari para pengikut setianya, Ken Arok akhirnya ditobatkan sebagai raja dengan nama Rajasa Sang Amurwabhumi, menandai awal dari Kerajaan Singasari yang kuat.
Dalam upayanya untuk memperkokoh kekuasaan, Ken Arok mengambil langkah strategis dengan menikahi Ken Dedes, seorang wanita yang memiliki hubungan erat dengan masyarakat Tumapel. Langkah ini diakui oleh Mpu Purwa, ayah kandung Ken Dedes, meskipun pada awalnya ada keraguan terhadap niat Ken Arok. Pernikahan ini menjadi simbol persatuan dan stabilitas politik di wilayah tersebut.
Tidak hanya soal urusan hati, perkawinan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam. Ken Dedes, sebagai mantan istri Tunggul Ametung, membawa warisan dan loyalitas dari suaminya sebelumnya. Keputusan Ken Arok untuk menikahinya secara langsung memperkuat kedudukannya di mata masyarakat Tumapel. Bahkan, ayahnya sendiri, Mpu Purwa, akhirnya memberikan restunya sepenuhnya atas pernikahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Ken Arok bukan hanya seorang pemimpin yang berani tetapi juga cerdas dalam mengelola dinamika sosial-politik.
Situasi politik di Kediri semakin memburuk ketika Raja Kertajaya meminta agar dirinya disembah layaknya dewa. Permintaan ini menuai penolakan keras dari kaum pendeta Hindu Siwa dan Buddha. Akibatnya, banyak pendeta yang meninggalkan Kediri dan bermigrasi ke Tumapel, tempat Ken Arok mulai membangun fondasi kekuasaannya.
Kehadiran para pendeta ini memberikan momentum baru bagi Ken Arok. Ia menggunakan kesempatan ini untuk memperluas jaringan pengikutnya, termasuk mereka yang memiliki hubungan darah atau telah melakukan kebaikan kepada dirinya di masa lalu. Dengan dukungan luas dari masyarakat Tumapel, Ken Arok akhirnya ditobatkan sebagai raja dengan nama abhiseka Rajasa Sang Amurwabhumi. Gelar ini menjadi tonggak awal dari pendirian Kerajaan Singasari, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kekuatan besar di Nusantara. Melalui visi dan kepemimpinannya, Ken Arok berhasil menjadikan Tumapel sebagai pusat kekuasaan yang stabil dan dihormati.