PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melaporkan kinerja luar biasa pada kuartal pertama tahun 2025. Bank ini berhasil mencatatkan aset sebesar Rp 2.098,23 triliun, yang menunjukkan peningkatan sebesar 5,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini diraih di tengah tantangan perekonomian global. Fokus utama bank terletak pada pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang tetap tumbuh pesat dengan pendekatan selektif serta strategi ekspansi layanan melalui agen digital.
Pada hari Rabu (30/4/2025), Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, mengumumkan bahwa capaian positif ini diperoleh melalui strategi penyaluran kredit yang sangat hati-hati kepada segmen-segmen bisnis berpotensi tinggi. Salah satu faktor kunci dalam kesuksesan ini adalah dominasi kontribusi dari sektor UMKM. Dalam rincian lebih lanjut, Direktur Mikro BRI menjelaskan bahwa total kredit yang disalurkan telah mencapai Rp 1.373,66 triliun, naik sebesar 4,97% secara tahunan.
Perluasan jaringan layanan menjadi salah satu alasan utama meningkatnya partisipasi UMKM. Jumlah agen BRIlLnk telah meningkat hingga 1,2 juta pada akhir Maret 2025, atau naik sekitar 49,88%. Ini memungkinkan akses finansial merambah ke lebih dari 88% desa di seluruh Indonesia, dengan volume transaksi mencapai Rp 423 triliun selama triwulan pertama.
Dari sisi manajemen risiko, Direktur Manajemen Risiko Mucharom melaporkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL gross) turun dari 3,11% menjadi 2,97%, sementara kredit dalam risiko (LAR) juga membaik dari 12,68% menjadi 11,1%. Meskipun demikian, perseroan tetap mempertahankan cadangan yang kuat dengan NPL coverage ratio sebesar 200,6%.
BRI tidak hanya menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan kualitas kredit, tetapi juga memberikan keyakinan kepada semua pihak terkait tentang fundamental yang kokoh dalam kondisi ekonomi domestik maupun global yang dinamis.
Dari perspektif seorang pembaca, artikel ini menunjukkan pentingnya strategi inklusif dan berkelanjutan dalam dunia perbankan. Keberhasilan BRI dalam memperkuat posisi pasar mereka melalui dukungan kepada UMKM dapat menjadi teladan bagi lembaga keuangan lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi dan infrastruktur digital dapat membuka peluang besar bagi perkembangan ekonomi nasional, terutama di daerah pedesaan. Dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi, masa depan industri perbankan tampak semakin cerah.