Berubahnya situasi ekonomi di Amerika Serikat (AS) sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden membawa dampak signifikan terhadap dinamika global. Salah satu aspek yang paling terpengaruh adalah aliran modal internasional. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa kebijakan ekonomi baru ini berpotensi menjaga pertumbuhan ekonomi AS tetap kuat, sekaligus mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Kebijakan fiskal yang lebih ekspansif di AS juga telah mempengaruhi imbal hasil obligasi pemerintah AS (UST). Meski dalam beberapa bulan terakhir imbal hasil tersebut mengalami penurunan karena permintaan global yang meningkat, secara keseluruhan masih tetap pada level yang cukup tinggi. "Kondisi ini mendorong preferensi investor global untuk menempatkan portofolio mereka di AS," jelas Perry. Selain itu, indeks dolar AS yang tetap kuat juga memberikan tekanan kepada mata uang-mata uang lain di seluruh dunia.

Situasi ekonomi global saat ini menunjukkan pentingnya stabilitas dan ketahanan dalam menghadapi perubahan kebijakan dari negara-negara besar. Dengan kondisi ekonomi AS yang tetap kuat, para pemangku kepentingan global harus siap mengantisipasi berbagai skenario yang mungkin timbul. Ini mencerminkan perlunya kolaborasi dan koordinasi antar negara untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua pihak.