Pasar
Presiden Prabowo Luncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara: Menuju Super Holding BUMN
2025-02-19

Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada tanggal 24 Februari 2025. Lembaga ini diharapkan menjadi fondasi bagi super holding yang akan mengelola aset-aset perusahaan milik negara (BUMN). Meski sudah ada lembaga investasi seperti Indonesia Investment Authority (INA), Danantara memiliki tiga fungsi utama: Sovereign Wealth Fund, Investment, dan Asset Management. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan aset BUMN dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pengelolaan Aset BUMN oleh Danantara

Badan Pengelola Investasi Danantara dirancang untuk mengelola aset-aset strategis dari tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, PLN, Pertamina, Bank Negara Indonesia, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Dengan total aset sekitar Rp9.000 triliun, Danantara akan menjadi salah satu badan pengelola investasi terbesar di Indonesia. Selain itu, Danantara juga akan menaungi INA, yang telah memiliki aset mencapai Rp163 triliun. Total aset yang dikelola oleh Danantara diperkirakan mencapai Rp9.049 triliun atau setara dengan US$ 571,6 miliar.

Badan Pengelola Investasi Danantara akan fokus pada pengelolaan aset BUMN secara lebih efisien dan produktif. Dalam tahap awal, Danantara akan mengawasi tujuh BUMN jumbo yang memiliki total aset hampir mencapai Rp9.000 triliun. Ini mencakup perusahaan-perusahaan penting dalam sektor keuangan, energi, telekomunikasi, dan industri pertambangan. Selain itu, Danantara juga akan menaungi Indonesia Investment Authority (INA), yang sebelumnya telah mengelola aset sebesar Rp163 triliun. Dengan demikian, total asset under management (AUM) yang dikelola oleh Danantara akan mencapai Rp9.049 triliun atau sekitar US$ 571,6 miliar. Penggabungan aset ini bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan BUMN dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Fungsi dan Modal Dasar Danantara

Danantara akan memiliki tiga fungsi utama: sebagai Sovereign Wealth Fund, melakukan investasi langsung maupun tidak langsung, serta mengelola aset. Fungsi-fungsi ini dirancang untuk memaksimalkan potensi pengembangan ekonomi melalui pengelolaan aset yang lebih efektif. Sebagai contoh, Temasek dari Singapura menjadi benchmark utama dalam pembentukan Danantara. Temasek, yang didirikan pada tahun 1974, telah berhasil mengembangkan portofolio awal senilai 354 juta dolar Singapura menjadi 389 miliar dolar Singapura saat ini.

Mengacu pada Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah disahkan, modal dasar Danantara ditetapkan minimal sebesar Rp1.000 triliun. Modal ini dapat berasal dari penyertaan modal negara, baik dalam bentuk dana tunai, barang milik negara, maupun saham milik negara. Keuntungan atau kerugian yang dialami oleh Danantara dalam melaksanakan investasi akan menjadi tanggung jawab badan tersebut. Selain itu, Danantara juga dapat melakukan kerja sama dengan Holding Investasi, Holding Operasional, dan pihak ketiga untuk mendukung diversifikasi dan optimalisasi investasi. Dengan modal dan struktur yang kuat, Danantara diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional melalui pengelolaan aset BUMN yang lebih efisien dan produktif.

more stories
See more